Dakwah memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam penyampaian ajaran Islam. Proses berdakwah berarti mengkomunikasikan pesan-pesan Islam kepada masyarakat, di mana seorang dai menyampaikan ajaran melalui simbol-simbol kepada mad’u, yang kemudian menerima dan mengolah pesan itu, sebelum meresponsnya.
Proses ini melibatkan transfer pesan dari dai kepada mad’u, yang menginterpretasikan makna yang terkandung dalam pesan tersebut. Harapannya, proses ini dapat mempengaruhi perubahan dalam kepercayaan, sikap, dan perilaku mad’u ke arah yang lebih baik dan lebih Islami.
Islam mengajarkan umatnya untuk bersikap lemah lembut dalam berdakwah dan mengajak kepada kebaikan. Rasulullah dikenal dengan kelemahlembutannya dalam menyampaikan risalah Islam. Karena sikap lemah lembut inilah, Islam memiliki daya tarik yang kuat. Kelemahlembutan Rasul merupakan bagian dari rahmat Allah yang tidak terbatas, dan sifat ini seharusnya menjadi karakter bagi para dai dalam melanjutkan risalah dakwah.
Bersikap lemah lembut juga merupakan manifestasi dari kasih sayang. Salah satu faktor penunjang keberhasilan dakwah adalah sifat lemah lembut dari sang dai, serta ketidakadaan sikap keras dan kasar. Jika Rasulullah bersikap kasar, umat yang beliau dakwahi mungkin akan menjauh darinya.
Melihat sejarah dakwah Rasulullah, beliau tidak pernah menggunakan kata-kata kasar atau kekerasan dalam menyeru manusia untuk hidup di jalan Allah. Sebaliknya, beliau menggunakan tutur kata yang santun dan perilaku yang ramah sebagai metode dakwah. Dengan cara ini, dakwah Rasulullah berhasil mengislamkan jazirah Arab dalam waktu yang relatif singkat. Ini adalah sikap yang harus diteladani oleh umat Islam saat ini.
Pujian tinggi dari Allah SWT kepada Rasul-Nya muncul karena sikapnya yang lemah lembut dan tidak lekas marah terhadap umatnya, yang telah dibimbing dan dididiknya untuk memiliki iman yang lebih sempurna. Meskipun ada orang yang meninggalkan tugas dakwah karena cinta harta atau alasan lainnya, Rasulullah tidak marah secara terus-menerus.
Sebaliknya, beliau dengan jiwa besar memimpin umatnya. Dalam ayat-ayat-Nya, Allah menegaskan pujian kepada Rasulullah bahwa sikap lemah lembut itu berasal dari sifat rahmah yang ditanamkan Allah ke dalam diri beliau. Rasa rahmah, belas kasihan, dan cinta kasih sayang telah menjadi bagian dari kepribadian beliau, sehingga hal tersebut memengaruhi cara beliau memimpin.
Dakwah seharusnya berawal dari niat baik, untuk tujuan yang baik, dan dilakukan dengan cara-cara yang baik. Ini adalah makna sejati dari dakwah. Jika ada pendakwah yang suka menjelek-jelekkan orang atau golongan lain, mungkin perlu diingatkan bahwa dakwah artinya mengajak, bukan mengejek. Oleh karena itu, dakwah seharusnya bersikap ramah, bukan marah; merangkul, bukan memukul.
Bersikap lemah lembut dalam dakwah tidak berarti kehilangan pendirian atau bersikap toleran terhadap keburukan. Kelemahlembutan hanyalah cara untuk menyampaikan kebenaran dan mendidik orang lain agar menerima kebenaran tersebut.
Oleh karena itu, seorang dai harus memilih cara-cara yang baik dan bermanfaat serta menjauhi sikap keras dan kasar. Sikap keras sering kali menyebabkan penolakan terhadap kebenaran dan dapat memicu perselisihan serta perpecahan di antara sesama manusia.
Tujuan dakwah adalah menjelaskan kebenaran dan mendorong orang untuk menerimanya serta mendapatkan manfaat dari dakwah tersebut. Ini bukan sekadar untuk menunjukkan keilmuan semata. Tujuan utama dari dakwah adalah menyampaikan seruan Allah agar orang-orang dapat memperoleh manfaat dari ucapan pendakwah.