- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kisah Keberanian dan Ketulusan Kaum Anshar

Google Search Widget

Setelah pengepungan Thaif dianggap selesai, Rasulullah ﷺ memutuskan untuk mengakhiri pengepungan benteng tersebut dan memerintahkan umat Islam untuk kembali ke Ji’ranah, tempat penampungan para budak dan harta rampasan perang Hunain. Di sana, Rasulullah tidak langsung membagi budak-budak dan harta rampasan, melainkan menunda pembagian tersebut dengan harapan agar bekas musuh memeluk Islam. Harapan itu pun terwujud ketika mereka datang mengakui keislaman mereka di hadapan Rasulullah dan para sahabat.

Setibanya di Ji’ranah, mereka meminta agar harta dan budak milik mereka dikembalikan. Rasulullah ﷺ memberikan pilihan antara budak dan harta. Mereka memilih untuk mendapatkan kembali keluarga mereka. Mendengar hal itu, Rasulullah berdiri di hadapan kaum Muslimin dan menyatakan niatnya untuk mengembalikan tawanan mereka yang bertaubat. Beliau meminta para sahabat untuk memilih apakah ingin mengembalikan tawanan atau menunggu bagian dari harta rampasan yang akan diberikan di kemudian hari.

Semua orang serempak setuju untuk mengembalikan tawanan tersebut. Setelah itu, Rasulullah ﷺ meminta kaum Anshar untuk berkumpul agar beliau dapat menjelaskan situasi yang terjadi. Ketika berkumpul, beliau menyampaikan rasa syukurnya kepada Allah atas hidayah yang diberikan kepada mereka melalui kehadirannya. Beliau juga mengingatkan mereka tentang betapa pentingnya peran mereka dalam mendukung Islam.

Namun, sebagian sahabat Anshar merasa Rasulullah ﷺ lebih memprioritaskan Quraisy dibandingkan mereka. Saat kabar ini sampai ke telinga beliau, Rasulullah segera mengumpulkan kaum Anshar dan menanyakan perasaan mereka. Mereka mengakui bahwa Allah dan Rasul-Nya adalah segalanya bagi mereka.

Rasulullah ﷺ kemudian mengingatkan mereka tentang betapa besar nikmat yang telah mereka terima. Beliau bertanya apakah mereka merasa cemburu terhadap harta dunia yang diberikan kepada orang lain, sementara mereka pulang bersama Rasulullah. Beliau menekankan bahwa apa yang mereka miliki jauh lebih berharga daripada harta dunia.

Setelah mendengar sabda Rasulullah, kaum Anshar menangis tersedu-sedu dan menyatakan keridhaan mereka atas segala pembagian yang diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kisah ini menggambarkan ketulusan hati kaum Anshar dalam mendukung perjuangan Rasulullah ﷺ dan keyakinan mereka terhadap Islam, serta menunjukkan bagaimana sikap tawadhu dan kebersamaan sangat penting dalam membangun komunitas Muslim yang kokoh.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 10

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?