- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Khutbah Pertama Nabi Muhammad di Madinah

Google Search Widget

Nabi Muhammad dan umat Islam terpaksa meninggalkan Makkah dan bermigrasi ke Yatsrib setelah mendapatkan wahyu untuk berhijrah. Penyiksaan dan penindasan yang dialami oleh umat Islam dari kaum musyrik Quraisy membuat mereka terpaksa meninggalkan kampung halaman serta semua harta benda yang dikuasai oleh musyrik Quraisy. Dengan demikian, umat Islam melakukan hijrah tanpa membawa kekayaan sedikit pun.

Umat Islam berangkat ke Kota Yatsrib secara bergelombang. Nabi Muhammad, yang ditemani Abu Bakar, berhijrah pada tanggal 27 Shafar tahun ke-14 kenabian. Beliau menaiki Qashwa, seekor unta yang dibeli dari Abu Bakar, dan menyusuri perjalanan panjang menuju Kota Yatsrib. Setelah melewati berbagai macam halangan dan rintangan, Nabi akhirnya tiba di Kota Yatsrib pada bulan Rabi’ul Awwal atau pada hari Senin, 22 September 622 M.

Masyarakat Yatsrib menyambut kedatangan Nabi Muhammad dengan penuh suka cita. Semua orang berkeinginan agar Nabi mau tinggal di rumah mereka. Namun, beliau memilih untuk tinggal di tempat yang dipilih oleh Qashwa. Unta kesayangannya itu berhenti di sebuah bidang tanah milik Sahl dan Suhail, dua anak yatim piatu yang diasuh As’ad. Di lokasi tersebut kemudian dibangun Masjid Nabawi dan bilik-bilik untuk Nabi Muhammad.

Setibanya di Yatsrib, Nabi Muhammad menyampaikan khutbah untuk meneguhkan keimanan umat Islam, terutama kaum Muhajirin, serta mengingatkan mereka untuk menjaga diri dari neraka. Dalam khutbahnya, beliau menekankan pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian dan mendorong mereka untuk beramal baik meskipun hanya dengan separuh biji kurma. Kebaikan yang dilakukan akan dibalas dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat.

Melalui khutbah tersebut, Nabi Muhammad mengajak umat Islam untuk menatap kehidupan baru di Kota Yatsrib setelah meninggalkan harta benda dan keluarga di Makkah. Kehidupan baru ini diharapkan dapat berlangsung di bawah bimbingan Rasulullah, utusan Allah, bersama dengan saudara baru mereka, kaum Anshor.

Nabi Muhammad kemudian melakukan berbagai terobosan dalam membangun Kota Yatsrib; mengganti namanya menjadi Madinah, menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan—tidak hanya untuk pengajaran Islam dan beribadah tetapi juga untuk menyusun strategi perang dan pembinaan umat. Ia juga mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshor serta menjalin perjanjian dengan kaum Yahudi dan Nasrani.

Langkah-langkah Nabi Muhammad terbukti efektif. Ia berhasil mengubah kota Yatsrib yang biasa-biasa saja menjadi Kota Madinah yang berperadaban dan diperhitungkan di jazirah Arab pada masa itu. Dengan Piagam Madinah, Nabi Muhammad membangun masyarakat majemuk di Madinah yang hidup dalam harmoni dan damai.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?