Rasulullah Muhammad SAW menunjukkan kasih sayang yang mendalam kepada cucu-cucunya, termasuk Umamah binti Amr bin al-Ash. Dalam sebuah riwayat, Abdullah bin Harits bin Naufal dan Abu Qatadah menceritakan bahwa Nabi pernah shalat sambil menggendong Umamah di pundaknya. Beliau meletakkan cucunya tersebut saat rukuk dan mengangkatnya kembali saat berdiri. Kasih sayang Nabi Muhammad tidak hanya ditunjukkan kepada Hasan dan Husain, tetapi juga kepada Umamah, anak dari Sayyidah Zainab, putri sulung Nabi Muhammad dengan Sayyidah Khadijah.
Abul Ash bin Rabi’ adalah suami Sayyidah Zainab dan merupakan kerabat Nabi Muhammad. Kecintaan Nabi terhadap Umamah terlihat ketika beliau membawa cucunya tersebut dalam berbagai kesempatan. Suatu ketika, Nabi Muhammad menerima hadiah berupa perhiasan dari Negus, termasuk cincin emas, yang kemudian beliau berikan kepada Umamah dengan ucapan, “Hiasilah dirimu dengan ini, gadis kecil.”
Di lain waktu, Nabi pulang ke rumah dengan kalung batu onyx dan menyatakan akan memberikan kalung tersebut kepada orang yang paling dicintainya. Keluarga Nabi sempat mengira kalung itu akan diberikan kepada Sayyidah Aisyah, tetapi ternyata Nabi menyerahkannya kepada Umamah. Saat itu, Nabi melihat ada kotoran di mata Umamah dan langsung membersihkannya dengan tangannya.
Perlakuan Nabi Muhammad terhadap cucunya ini mungkin terasa aneh bagi masyarakat Makkah pada masa itu, di mana hubungan antara kakek dan cucu biasanya cenderung kaku dan formal. Namun, sikap Nabi yang penuh kasih sayang dan perhatian menunjukkan betapa pentingnya hubungan keluarga bagi beliau.
Umamah adalah anak kedua dari Abul Ash dan Sayyidah Zainab, dan kakaknya, Ali, meninggal dunia saat masih kecil. Setelah wafatnya Sayyidah Fathimah az-Zahra, Umamah kemudian dipersunting oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Kisah kasih sayang Nabi Muhammad kepada cucu perempuannya ini menjadi teladan bagi umat Islam dalam menjalin hubungan yang penuh kasih dalam keluarga.
