- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kedermawanan Rasulullah

Google Search Widget

Rasulullah dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan. Beliau tidak menumpuk harta untuk diri atau keluarganya, melainkan lebih memilih untuk membagikannya kepada sahabat-sahabat yang membutuhkan, bahkan saat beliau sendiri dalam keadaan kesulitan. Kedermawanan Rasulullah sudah menjadi ciri khas yang tidak dapat diragukan lagi. Anas bin Malik, salah satu pelayan beliau, bahkan menilai bahwa Rasulullah adalah orang paling dermawan (ajwadun nas).

Salah satu kisah yang menggambarkan kedermawanan beliau terdapat dalam riwayat Tirmidzi. Pada suatu hari, Rasulullah bersama Sayyidina Umar bin Khattab didatangi seorang lelaki yang meminta sesuatu. Tanpa ragu, Rasulullah langsung memberinya. Keesokan harinya, lelaki itu kembali dengan permohonan yang sama. Sekali lagi, Rasulullah memberikan sesuatu tanpa banyak tanya. Namun, pada hari ketiga, ketika lelaki tersebut meminta lagi, Rasulullah tidak memiliki apapun untuk diberikan. Beliau berkata, “Aku tidak mempunyai apa-apa sekarang. Tapi ambillah apa yang engkau mau dan jadikan sebagai utangku. Kalau aku mempunyai sesuatu kelak, aku akan membayarnya.”

Dalam situasi itu, Rasulullah tetap berusaha memberikan kepada lelaki tersebut dengan cara meminta lelaki itu berutang kepada orang lain dan mengatasnamakan utang tersebut kepada Rasulullah. Hal ini kemudian mendapat tanggapan dari Sayyidina Umar bin Khattab yang berpendapat bahwa Rasulullah tidak perlu memaksakan diri untuk memberi jika tidak memiliki apa-apa. Namun, seorang sahabat Anshar yang baru datang menyarankan agar Rasulullah terus berinfak tanpa memedulikan perkataan Sayyidina Umar. Sahabat itu berkata, “Jangan takut dan jangan khawatir dengan kemiskinan.” Rasulullah merespons bahwa pernyataan tersebut adalah wahyu dari Allah.

Kedermawanan Rasulullah semakin tampak pada akhir hayatnya. Beliau berpesan kepada Sayyidah Aisyah untuk menyedekahkan harta yang tersisa. Ketika menjelang wafat, beliau memerintahkan Sayyidah Aisyah untuk mengirimkan uang dinar kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib agar disedekahkan. Setelah menyampaikan pesan tersebut, Rasulullah pingsan, dan Sayyidah Aisyah pun sibuk dengan perintah itu.

Ketika Rasulullah sadar kembali, beliau bertanya apakah uang dinar tersebut sudah diberikan kepada Sayyidina Ali. Hal ini terulang beberapa kali, hingga akhirnya Sayyidah Aisyah menunaikan amanat tersebut. Sebagian uang dinar yang dimiliki Rasulullah akhirnya diberikan kepada Sayyidina Ali dan disedekahkan kepada sahabat-sahabat yang membutuhkan.

Kisah-kisah tentang kedermawanan Rasulullah ini menunjukkan betapa besar kepeduliannya terhadap sesama serta komitmennya untuk berbagi, bahkan di saat-saat terakhir hidupnya.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?