- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kebersamaan Nabi Muhammad dengan Ibundanya

Google Search Widget

Keluarga Arab di kota memiliki kebiasaan menitipkan anak yang baru lahir kepada perempuan desa atau gurun untuk disusui. Tujuannya agar anak-anak terhindar dari penyakit yang ada di wilayah perkotaan, memiliki tubuh yang sehat, dan fasih dalam berbahasa Arab. Begitu pula dengan Sayyidah Aminah yang menitipkan anaknya, Nabi Muhammad, kepada Halimah as-Sa’diyah setelah melahirkannya. Sejak saat itu, Nabi Muhammad tinggal bersama keluarga Halimah di perkemahan Bani Sa’ad, jauh dari ibunya di Makkah.

Halimah sangat menginginkan agar Nabi Muhammad tetap bersamanya karena ia mengalami kehidupan yang lebih baik selama merawatnya. Hewan ternaknya menjadi gemuk dan penuh susu. Halimah merasa Nabi Muhammad adalah pembawa berkah bagi keluarganya. Namun, keinginannya sirna setelah mendengar cerita tentang ‘kejadian aneh’ yang menimpa Nabi Muhammad, seperti ketika dadanya dibelah. Khawatir akan keselamatan anak asuhnya, Halimah akhirnya menyerahkan kembali Nabi Muhammad kepada Sayyidah Aminah. Sejak saat itu, Nabi Muhammad menghabiskan waktu dengan ibundanya.

Merujuk pada buku “Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik”, Rasulullah hidup bersama ibunya selama tiga tahun, atau hingga dia berusia enam tahun. Selama masa ini, Rasulullah mendapatkan perhatian penuh dari ibunya, serta perhatian dari kakek, paman, bibi, dan sepupu-sepupunya. Meskipun dikaruniai seorang anak yang cemerlang, Sayyidah Aminah masih terkenang dengan almarhum suaminya, Sayyid Abdullah bin Abdul Muthalib. Ketika Nabi Muhammad berusia enam tahun, Aminah mengajak puteranya berziarah ke makam Sayyid Abdullah di Yatsrib (Madinah). Ia juga mengajak Ummu Aiman, budak warisan suaminya, untuk menemani perjalanan mereka.

Mereka berangkat bersama sebuah kafilah menuju Yatsrib. Sayyidah Aminah menaiki unta sendiri, sementara Ummu Aiman dan Nabi Muhammad menaiki unta lainnya. Nabi Muhammad tampak sedih saat sampai di kuburan ayahandanya. Di Yatsrib, Sayyidah Aminah juga mengenalkan Nabi Muhammad kepada pamannya dari Bani Adi bin Najjar. Menurut buku “Sirah Nabawiyah”, mereka berada di Yatsrib selama sebulan. Kunjungan singkat ini meninggalkan kesan mendalam bagi Nabi Muhammad. Selama di sana, ia melakukan berbagai kegiatan seperti berenang di kolam Adi, bermain di kebun-kebun, menerbangkan layang-layang, dan mencabut rumput di jalan.

Setelah sebulan, mereka pulang ke Makkah. Namun, perjalanan itu menjadi momen terakhir kebersamaan Nabi Muhammad dengan ibundanya. Sayyidah Aminah jatuh sakit di Abwa’, sebuah desa sekitar 140 km dari Madinah ke Makkah. Beberapa saat setelah menahan rasa sakit, Sayyidah Aminah wafat. Sebelum meninggal, ia berpesan kepada Ummu Aiman untuk menjaga dan merawat Nabi Muhammad. Ummu Aiman melaksanakan wasiat itu dengan baik dan mengantarkan Nabi Muhammad ke Makkah dengan selamat. Ia juga sangat sayang dan perhatian kepada Nabi Muhammad sehingga dikenal sebagai ibu kedua Nabi Muhammad.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

April 24

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?