Seorang nabi atau utusan Allah pasti dilengkapi dengan mukjizat dalam menjalankan misinya untuk menyeru umatnya menyembah Allah. Mukjizat memiliki berbagai bentuk, namun berfungsi sama sebagai ‘senjata’ untuk mengalahkan musuh-musuh nabi. Kejadian ajaib ini tidak selalu hanya diberikan kepada mereka yang telah diangkat menjadi nabi, tetapi juga kadang diberikan kepada seseorang yang kelak akan menjadi nabi. Salah satu contoh adalah Rasulullah, yang sejak kecil telah mengalami berbagai peristiwa menakjubkan.
Salah satu peristiwa tersebut terjadi ketika Makkah mengalami musim paceklik yang parah. Hujan tidak turun dan kekeringan melanda, menyebabkan kemiskinan bagi penduduknya. Dalam keadaan sulit ini, masyarakat meminta Abu Thalib untuk berdoa agar Tuhan mengirimkan hujan. Abu Thalib, sebagai penjaga Ka’bah setelah menggantikan ayahnya, Abdul Muthalib, kemudian membawa Rasulullah yang masih kecil ke sekitar Ka’bah.
Dikisahkan dalam buku Sirah Nabawiyah, saat Abu Thalib menempelkan punggung Rasulullah ke dinding Ka’bah dan memegangnya, wajah Rasulullah seakan memancarkan cahaya seperti matahari yang dikelilingi awan. Tak lama setelah itu, cuaca yang sebelumnya cerah berubah mendung, dan hujan pun turun dengan derasnya. Lembah-lembah terairi kembali, ladang-ladang yang kering menjadi subur, dan oase-oase terisi air.
Kegembiraan melanda masyarakat Makkah saat hujan turun. Mereka terhindar dari paceklik dan para petani dapat mulai bercocok tanam setelah sekian lama terhalang oleh kekeringan. Dalam momen bahagia tersebut, Abu Thalib mengucapkan syair pendek yang menggambarkan kejadian luar biasa ini: “Putih berseri meminta hujan dengan wajahnya. Penolong anak yatim dan pelindung wanita janda.” Peristiwa ini menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah kepada umat-Nya melalui perantara Rasul-Nya.