- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Moralitas Terpuji dalam Kehidupan Sehari-hari

Google Search Widget

Menjadi insan dengan hiasan moralitas terpuji (al-akhlak al-karimah) dan tingkah laku yang berkualitas (‘aliyyul adab) merupakan misi tertinggi yang diperjuangkan dalam agama Islam. Nabi Muhammad (SAW) menegaskan bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan moralitas umat manusia. Oleh karena itu, Islam mengajarkan kita hal-hal terkecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti cara tidur, makan, minum, duduk, berjalan, mandi, dan memotong kuku. Dengan demikian, umat selalu dikelilingi oleh kebaikan, kebersihan, pujian-pujian indah, dan doa. Agama ini sungguh indah dan penuh pelajaran.

Penting untuk memahami perbedaan antara akhlak dan adab. Ketika keduanya terinstal dengan baik sesuai porsinya, implementasinya akan berlangsung harmonis dan lebih mudah.

Menurut Muhammad Abdullah Darraz dalam karyanya Kalimȃt(un) fi Mabȃdi’i Ilmi al-Akhlȃq, kata akhlak dapat diartikan sebagai tabiat dan watak alami manusia (Al-Khuluq huwa at-thab’u wa as-sajiyah). Ia mengutip kalam Ibnu al-Atsir dalam an-Nihayah yang menjelaskan hakikat akhlak sebagai konstruksi batin manusia—jiwa beserta sifat dan esensinya. Akhlak dapat dipahami sebagai ‘perangkat lunak’ dalam diri manusia; meskipun tidak kasat mata, ia memiliki fungsi yang besar dalam menggerakkan fisik manusia menjadi sikap nyata dan tutur kata.

Jika fisik digerakkan oleh moralitas tercela (akhlak sayyi’ah), maka sikap dan tutur kata yang dihasilkan juga akan tercela. Namun, apabila fisik ini digerakkan oleh moralitas terpuji (akhlak karimah), maka gerak fisik atau aktivitas yang muncul adalah terpuji. Pernyataan Ibnu Maskuwaih yang dikutip oleh Muhammad Abdullah Darraz juga menegaskan bahwa akhlak merupakan kondisi yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas secara alami, tanpa memerlukan pemikiran dan perencanaan.

Contoh yang tepat adalah akhlak siswa terhadap guru. Jika seorang murid memiliki moralitas terpuji, ia akan membungkuk dan mencium tangan sang guru tanpa perlu diminta, karena akhlak berfungsi seperti ‘remote control’ yang secara otomatis menggerakkan fisik.

Akhlak sebagai suatu kondisi moral menjadi motivasi bagi seseorang untuk memperlakukan orang lain dengan baik. Ketika akhlak dimaknai sebagai watak dasar manusia, maka adab adalah ekspresi dari watak tersebut. Adab hanyalah perangkat lahiriah yang berfungsi berdasarkan warna akhlak; jika akhlak bersifat positif, maka adab pun akan mencerminkan hal tersebut.

Abdullah Darraz juga menggunakan istilah suluk sebagai padanan kata dari adab. Suluk di sini berbeda dengan pengertian dalam konteks tarekat atau sufisme. Dalam pandangan Abdullah Darraz, suluk adalah corak amal dan tata krama yang merupakan ekspresi dari akhlak.

Kesimpulannya, akhlak berhubungan erat dengan jiwa manusia, sementara adab berkaitan dengan aktivitas fisik. Akhlak memiliki karakter yang tak lekang oleh waktu, sedangkan adab dapat berubah sesuai konteks budaya. Misalnya, apa yang dianggap baik dalam satu budaya bisa saja dianggap tidak baik dalam budaya lain.

Dengan demikian, akhlak dan adab adalah dua perangkat yang saling terkait dalam mencapai tujuan dan misi yang sama, meskipun keduanya berada pada porsi yang berbeda.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

February 6

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?