Bulan Ramadhan segera tiba. Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk merayakan kedatangan bulan yang penuh berkah ini dengan sukacita. Di dalam bulan Ramadhan, banyak anugerah dan keberkahan yang Allah (SWT) berikan kepada seluruh umat Islam.
Keberkahan tersebut terwujud melalui ibadah dan ketaatan yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Salah satu tanda antusiasme umat Islam dalam mendekatkan diri kepada Allah (SWT) adalah melalui puasa, tadarus Al-Qur’an, sedekah, silaturrahim, serta berbagai ibadah lainnya yang sering kita saksikan di bulan suci ini.
Oleh karena itu, mari kita sambut bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya agar kita dapat meraih semua keberkahan dan anugerah yang ada di dalamnya. Lalu, bagaimana cara menyambut bulan Ramadhan dengan benar? Mari kita bahas lebih lanjut.
Syekh Muhammad an-Najjar dalam salah satu kitabnya mengutip jawaban dari orang-orang saleh ketika ditanya tentang cara menyambut bulan Ramadhan. Imam Ibnu Mas’ud pernah bertanya kepada mereka, “Bagaimana kalian menyambut bulan Ramadhan?” Mereka menjawab, “Tidak ada satu pun dari kami yang berani menyambut hilal Ramadhan, sementara dalam hati kami masih ada secuil rasa dengki atau benci kepada saudara kami.”
Dari jawaban tersebut, kita dapat memahami betapa tercelanya sifat dengki dan benci terhadap sesama. Bahkan, orang-orang saleh merasa tidak pantas menyambut bulan Ramadhan yang seharusnya penuh ampunan jika dalam diri mereka masih terdapat sifat-sifat tercela ini. Oleh karena itu, mari kita hilangkan rasa dengki dan benci agar kita layak menyambut bulan suci ini.
Hal ini sejalan dengan apa yang pernah ditegaskan oleh Nabi Muhammad (SAW), bahwa ciri-ciri orang beriman adalah mereka yang tidak memiliki sifat dengki. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda, “Orang beriman bukanlah orang yang dengki” (HR Al-Baihaqi).
Sifat dengki seharusnya tidak ada dalam diri umat Islam. Jika ada, maka saatnya untuk membuang sifat tersebut, karena dengki akan menimbulkan sifat-sifat tercela lainnya. Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab monumentalnya menyatakan bahwa sifat dengki dapat menimbulkan delapan sifat tercela lainnya, yaitu: (1) iri (hasad), yakni berharap hilangnya kenikmatan dari orang yang didengki; (2) menyimpan perasaan benci; (3) menjauh dan berbuat buruk; (4) merendahkan; (5) membicarakan hal-hal tidak baik seperti berbohong dan ghibah; (6) menceritakan dengan sikap merendahkan; (7) menyakiti; dan (8) menghalangi hak-hak orang yang didengki.
Semua sifat tersebut adalah haram. Tanda paling sederhana dari dengki adalah tidak senang kepada orang yang didengki, tidak lemah lembut, dan tidak menolong. Semua ini dapat mengurangi derajat dalam agama Islam serta menghilangkan pahala yang melimpah.
Imam Ibnu Hajar al-Haitami juga menegaskan bahwa sifat dengki termasuk dosa besar yang harus dijauhi oleh setiap umat Islam, dengan ancaman neraka bagi pelakunya. Dalam salah satu hadits Nabi Muhammad (SAW), beliau bersabda, “Mengadu domba dan dengki itu (tempatnya) di dalam neraka. Keduanya tidak boleh ada dalam hati seorang Muslim” (HR At-Thabrani).
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kita harus benar-benar menghindari sifat dengki dan membersihkannya dari hati, terutama menjelang bulan Ramadhan. Dengan demikian, hati kita akan bersih dari segala sifat tercela dan kita dapat meraih keberkahan di bulan suci ini. Semoga Allah (SWT) menjauhkan kita dari sifat-sifat tercela.