- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Etika Masuk dan Keluar Rumah dalam Islam

Google Search Widget

Kedatangan Islam bagi umat manusia bagaikan pelita di tengah kegelapan. Melalui para utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Islam memberikan warna dalam setiap aspek kehidupan. Dengan visi menjadi rahmat bagi seluruh alam, Islam memberikan pedoman keselamatan bagi umat manusia.

Ajaran Islam merupakan kesatuan yang utuh, berkesinambungan, dan saling melengkapi. Oleh karena itu, Allah menyeru hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mengikuti ajaran Islam secara keseluruhan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا ادْخُلُوْا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ (٢٠٨)

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah: 208).

Perhatian Islam terhadap kehidupan manusia tercermin dalam akhlak Islami yang memiliki pedoman dan ajaran ideal sebagai penyempurna moralitas manusia sepanjang zaman. Salah satu contoh akhlak Islami yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad (SAW) adalah etika masuk dan keluar rumah.

Mengetahui etika masuk dan keluar rumah sangat penting karena dua alasan. Pertama, ada banyak kebaikan dan keberkahan di dalamnya. Kedua, aktivitas rutin seperti keluar dan masuk rumah sering kali terabaikan kebaikannya. Salah satu ulama besar yang menekuni persoalan etika kehidupan sehari-hari adalah Imam An-Nawawi. Dalam kitab Al-Adzkar, beliau mengumpulkan dzikir, doa, dan etika muslim dari bangun tidur hingga menjelang tidur kembali. Salah satu bab dalam kitabnya menjelaskan cara masuk dan keluar rumah sesuai ajaran Rasulullah Muhammad (SAW).

Pertama, etika masuk ke dalam rumah. Imam An-Nawawi menjelaskan beberapa kesunahan ketika memasuki rumah, yaitu membaca basmalah, memperbanyak dzikir kepada Allah, dan mengucapkan salam. Hal ini berdasarkan firman Allah:

فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوْتًا فَسَلِّمُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً … (٦١)

Artinya, “Apabila kamu memasuki rumah-rumah, hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya), dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah…” (QS An-Nur: 61).

Rasulullah Muhammad (SAW) juga menegaskan dalam haditsnya:

عَنْ اَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَا بُنَيَّ اِذَا دَخَلْتَ عَلَى اَهْلِكَ فَسَلِّمْ تَكُنْ بَرَكَةً عَلَيْكَ وَعَلَى اَهْلِ بَيْتِكَ (رواه الترمذي)

Artinya, “Dari Anas ra, ia berkata: Rasulullah berkata kepadaku: ‘Wahai anakku, jika engkau masuk ke rumah keluargamu, maka ucapkanlah salam, karena ada berkah bagimu dan keluargamu.’” (HR At-Tirmidzi).

Pesan Rasulullah (SAW) kepada sahabat Anas merupakan pelajaran bagi seluruh umat Muslim agar selalu mendapatkan kebaikan di setiap langkah mereka. Keutamaan lainnya disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:

ثَلاَثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ…

Artinya, “Tiga kelompok orang yang berada dalam jaminan Allah ‘azza wa jalla… Ketiga, orang yang masuk ke rumahnya dengan mengucapkan salam, maka ia pun berada dalam jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR Abu Dawud).

Terkait ucapan salam, Imam Malik dalam kitab Al-Muwattha` menyebutkan jika di dalam rumah tidak ada penghuninya, maka lafal salam yang diucapkan adalah:

اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ

Artinya, “Keselamatan semoga tercurah atas ku dan hamba-hamba Allah yang saleh.”

Kedua, etika keluar rumah. Imam An-Nawawi merujuk pada hadits Nabi Muhammad (SAW) yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan lainnya dari Anas ra:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ قَالَ، يَعْنِيْ اِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ: بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ…

Artinya, “Rasulullah Muhammad (SAW) bersabda: ‘Siapa saja, ketika keluar dari rumahnya, membaca: بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ…’” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan An-Nasai).

Salah satu etika yang diajarkan Rasulullah (SAW) saat hendak keluar rumah adalah berdoa. Tujuannya adalah untuk memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai keburukan. Dengan berdoa, seseorang diingatkan bahwa diri dan segala sesuatu yang menyertainya adalah milik Allah. Tak seorang pun tahu apakah mereka akan kembali ke rumah setelah perjalanan atau tidak. Hanya kepada Allah-lah kita pasrahkan segala sesuatu, termasuk umur dan keselamatan selama di luar rumah.

Demikian istimewanya menjadi umat Muslim; di setiap ruang dan kesempatan terdapat pahala. Tersimpan di dalamnya berbagai kebaikan untuk manusia. Jika pahala menjadi salah satu media untuk mendapatkan rahmat Allah, maka penting bagi kita untuk mengetahui segala ajaran Islam dan berusaha mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga Allah senantiasa menunjukkan jalan terbaik-Nya untuk kita semua dan memberikan kekuatan untuk menjalankannya.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

February 6

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?