- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Enggan Ibadah dan Zikir Karena Belum Bisa Khusyuk

Google Search Widget

Banyak orang yang enggan melakukan ibadah, zikir, atau membaca shalawat karena merasa belum bisa khusyuk. Mereka beranggapan bahwa khusyuk adalah syarat mutlak dalam beribadah, dan tanpa khusyuk, ibadah tersebut tidak memiliki nilai dan tidak mendapatkan pahala. Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Meskipun khusyuk dalam beribadah adalah hal yang diutamakan, banyak orang yang harus tetap beribadah meskipun mereka belum dapat mencapai tingkat khusyuk.

Imam Al-Ghazali dalam kitab “Ihya Ulumiddin” menjelaskan bahwa jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, Dia akan membuat hamba tersebut melihat aibnya. Dalam konteks ini, penting untuk menyadari bahwa mengenali kekurangan diri adalah langkah awal untuk memperbaiki diri. Namun, banyak orang yang lebih mudah melihat kekurangan orang lain daripada mengakui kekurangan dalam diri mereka sendiri.

Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa ada beberapa cara untuk memperbaiki diri, dan salah satunya adalah dengan melakukan ibadah meskipun dalam keadaan tidak khusyuk. Ia menekankan bahwa tidak seharusnya khusyuk dijadikan alasan untuk meninggalkan ibadah. Dalam Al-Qur’an, Allah tidak membebani umat-Nya dengan kewajiban yang tidak mampu mereka lakukan. Dengan demikian, tidak ada salahnya untuk berusaha beribadah, berzikir, dan bermunajat kepada Allah, meskipun kita merasa tidak khusyuk.

Imam Ibnu Athaillah juga memberikan nasihat yang relevan: “Janganlah engkau meninggalkan zikir hanya karena ketidakhadiran hatimu kepada-Nya saat berzikir. Sebab, kelalaianmu dari mengingat Allah lebih buruk daripada ketidak-khusyukanmu saat berzikir.” Ini menunjukkan bahwa meskipun kita belum bisa khusyuk, kita tetap harus berusaha untuk mengingat Allah.

Proses menuju khusyuk dalam beribadah adalah tahapan yang harus dilalui. Seseorang tidak bisa langsung mencapai derajat spiritual yang tinggi tanpa melalui proses. Dengan berzikir, meskipun dalam keadaan tidak khusyuk, kita sedang berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah. Seiring waktu, dan dengan niat yang tulus, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah kita menuju khusyuk yang sesungguhnya.

Dengan demikian, penting untuk tidak mengabaikan ibadah hanya karena kita merasa belum bisa khusyuk. Setiap upaya yang kita lakukan dalam beribadah, meskipun tidak sempurna, tetap memiliki nilai dan dapat membawa kita lebih dekat kepada Allah. Ustadz Sunnatullah mengingatkan bahwa tahapan demi tahapan harus dilalui untuk mencapai puncak spiritualitas dan kedekatan dengan-Nya. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 12

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?