- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Syukur yang Sesungguhnya

Google Search Widget

Imam Al-Ghazali mengingatkan pentingnya bersyukur ketika kita menerima nikmat dari Allah. Ketika menghadapi ujian, adab yang seharusnya kita lakukan adalah bersabar, sedangkan ketika menerima nikmat, kita diharuskan untuk bersyukur. Sayangnya, sering kali syukur di masyarakat hanya dipahami sebagai ucapan tahmid yang kosong, seperti “al-hamdu lillah” atau “as-syukru lillah.” Padahal, syukur seharusnya dipahami lebih dalam sebagai penggunaan nikmat sesuai dengan ketentuan syariat.

Nikmat yang kita terima, baik itu nikmat fisik, makanan, atau bahkan nikmat penciptaan hewan, tumbuhan, udara, air, api, dan alam semesta, seharusnya disyukuri dengan cara yang benar, yaitu memperlakukannya sesuai dengan ketentuan Allah. Kita perlu mengingat tujuan dasar penciptaan nikmat-nikmat tersebut, yaitu untuk penghambaan kepada Allah. Setiap anggota tubuh kita memiliki fungsi tertentu yang harus digunakan dengan bijak; mata untuk melihat yang baik, telinga untuk mendengar hal-hal yang bermanfaat, mulut untuk berkata yang benar, tangan untuk berbuat baik, dan kaki untuk melangkah ke jalan yang diridhoi Allah. Penyalahgunaan atas nikmat yang diberikan kepada kita merupakan salah satu bentuk kufur nikmat.

Imam Al-Ghazali menekankan bahwa syukur tidak cukup hanya dengan ucapan. Dalam kitabnya, Ihya Ulumiddin, beliau menyatakan bahwa menganggap syukur hanya dengan ucapan “al-hamdu lillah” atau “as-syukru lillah” adalah suatu kesalahan. Syukur yang sebenarnya adalah menggunakan nikmat tersebut untuk menyempurnakan hikmah dari penciptaannya, yaitu ketaatan kepada Allah. Sayyid Muhammad Az-Zabidi dalam Syarah Ihya-nya juga menjelaskan pentingnya memahami makna di balik ucapan tahmid. Ia menekankan bahwa syukur bukan sekadar ucapan lisan, melainkan merupakan kesadaran akan kehadiran nikmat Allah yang diekspresikan melalui tindakan nyata.

Dengan demikian, syukur atas nikmat Allah adalah bagian dari makrifatullah, yang mencerminkan kesadaran kita akan kehadiran dan kebesaran-Nya. Sebuah pengingat bagi kita untuk tidak hanya mengucapkan syukur, tetapi juga untuk mengamalkan nikmat yang diberikan dalam bentuk ketaatan dan penghambaan kepada-Nya. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?