Rasulullah (SAW) menjelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim melalui Ibnu Mas’ûd (RA) mengenai amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT. Dalam hadits tersebut, beliau ditanya tentang amalan apa yang paling utama, dan beliau menjawab: “Shalat tepat pada waktunya.” Selanjutnya, ketika ditanya lagi, beliau menjawab: “Berbakti kepada kedua orang tua,” dan kemudian “Berjihad di jalan Allah.” Urutan tersebut menunjukkan bahwa shalat di awal waktu dan berbakti kepada orang tua lebih utama dibandingkan dengan jihad.
Ketiga amalan tersebut—shalat, berbakti kepada orang tua, dan jihad—semuanya merupakan perintah Allah SWT yang tercantum dalam Al-Qur’an. Shalat di awal waktu diatur dalam Al-Isra’ (78), berbakti kepada orang tua dalam Al-Isra’ (23), dan berjihad di jalan Allah dalam Al-Baqarah (218). Dalam konteks hukum Islam, berbakti kepada orang tua adalah fardhu ‘ain, yang berarti wajib bagi setiap individu. Sementara itu, jihad di jalan Allah, menurut mayoritas ulama, adalah fardhu kifayah, yang berarti jika sudah ada sebagian orang yang melakukannya, tidak semua orang diwajibkan untuk ikut serta.
Penting untuk dicatat bahwa dalam situasi tertentu, jihad bisa menjadi fardhu ‘ain. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak kekerasan yang dilakukan atas nama jihad, yang sering kali tidak melibatkan izin dari orang tua. Pertanyaan yang muncul adalah apakah tindakan tersebut mendapatkan restu dari orang tua. Dalam hadits lain, Rasulullah (SAW) menegaskan pentingnya izin orang tua sebelum seseorang pergi berjihad. Beliau tidak akan mengizinkan seseorang untuk berjihad jika orang tua mereka masih hidup.
Rasulullah (SAW) mendorong agar seseorang yang ingin berjihad terlebih dahulu berbakti kepada orang tuanya. Hal ini menunjukkan bahwa berbakti kepada orang tua juga merupakan bentuk jihad. Selain itu, penghormatan kepada guru juga sangat penting. Guru adalah sosok yang mengajarkan kita banyak hal, dan penghormatan kepada mereka seharusnya dijunjung tinggi.
Anak dan murid dianjurkan untuk mengunjungi orang tua dan guru, baik semasa hidup maupun setelah mereka tiada. Sebagai bentuk bakti, dianjurkan untuk mendoakan dan bersedekah atas nama mereka. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah (SAW) menyebutkan bahwa menziarahi makam orang tua dan membaca Surat Yasin di sana akan menghapus dosa anak. Selain itu, mengunjungi makam orang tua juga dianugerahi pahala seperti melaksanakan haji.
Menghormati orang tua dan guru adalah bagian penting dari ajaran Islam, dan seharusnya menjadi prioritas dalam kehidupan seorang Muslim. Penghormatan ini tidak hanya berlaku di dunia, tetapi juga akan berlanjut hingga di akhirat.