Al-Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif menyebutkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang menunjukkan keutamaan silaturahim. Dalam hadits tersebut, Rasulullah Muhammad (SAW) mengaitkan keimanan kepada Allah dan hari akhir dengan hubungan baik melalui silaturahim, pemuliaan tamu, dan perkataan baik. Hadits tersebut berbunyi: “Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad SAW ia bersabda, ‘Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menjaga hubungan baik silaturahim dengan kerabatnya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam,’” (HR Bukhari dan Muslim).
Syekh Sulaiman Al-Bujairimi menyebutkan setidaknya sepuluh keutamaan silaturahim, di antaranya adalah:
- Ridha Allah, karena silaturahim adalah perintah-Nya.
- Membuat bahagia kerabat atau idkhalus surur. Salah satu amal paling utama adalah memasukkan kebahagiaan ke dalam hati orang yang beriman.
- Membuat bahagia malaikat karena malaikat senang pada silaturahim.
- Melahirkan ingatan positif dari orang beriman terhadap mereka yang menjaga silaturahim.
- Menyulitkan hati dan pikiran Iblis, yang menginginkan persaudaraan manusia pecah.
- Menambah berkah umur.
- Menambah keberkahan rezeki.
- Membuat bahagia ayah dan kakek yang sudah wafat, karena mereka senang melihat keturunannya menjaga hubungan kekerabatan.
- Menambah muruah.
- Menambah pahala setelah orang yang menjaga silaturahim wafat, karena kerabat-kerabat akan menyebut kebaikannya semasa hidup.
Sebuah hadits dari Anas bin Malik RA juga menegaskan pentingnya silaturahim: “Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Ada tiga orang yang mendapat naungan Arasy pada hari kiamat: orang yang menjaga silaturahim, seorang istri yang ditinggal mati suaminya kemudian membesarkan anak-anak yatimnya sampai Allah mencukupi mereka atau sampai mereka wafat, dan orang yang membuat makanan kemudian mengajak anak yatim dan orang miskin untuk makan.’”
Syekh Sulaiman juga mengutip hadits lain yang menunjukkan keutamaan silaturahim: “Rasulullah SAW bersabda, ‘Aku melihat rumah mewah yang terbuat dari permata, yaqut, dan batu zamrud di surga. Dalamnya terbayang dari luar, dan luarnya terbayang dari dalam.’ Aku bertanya, ‘Untuk siapa rumah itu, Jibril?’ ‘Untuk mereka yang menjaga hubungan baik dengan kerabat, mereka yang menebar salam perdamaian, mereka yang berkata baik, mereka yang memberi makan orang lain, mereka yang ramah terhadap anak yatim, dan mereka yang shalat malam di tengah orang lain tertidur,’ jawab Jibril.”
Demikianlah sejumlah keterangan mengenai keutamaan silaturahim dalam Islam. Wallahu a’lam.