Syekh Abdullah bin Hijazi As-Syarqawi menjelaskan ragam keikhlasan manusia dalam beribadah, yang merupakan ketulusan dan kemurnian niat seseorang dalam beramal. Keikhlasan ini berbeda-beda sesuai dengan tingkat spiritualitas individu. Dalam kitabnya, Syekh As-Syarqawi menyebutkan tiga jenis keikhlasan manusia dalam beramal:
- Keikhlasan Ibad (Hamba Allah): Jenis keikhlasan ini terbatas pada keselamatan amal dari penyakit riya, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, serta dari unsur nafsu. Kelompok ini beribadah semata-mata karena Allah (lillahi ta’āla), mengharapkan ganjaran pahala, dan berharap selamat dari siksa neraka. Mereka sering kali menisbahkan amal tersebut kepada diri mereka sendiri dan mengandalkan amal untuk mencapai keinginan mereka.
- Keikhlasan Muhibbin (Pecinta Allah): Keikhlasan ini lebih tinggi, di mana amal atau ibadah dilakukan semata-mata karena Allah dengan mengagungkan dan membesarkan-Nya. Mereka tidak beribadah dengan tujuan untuk meraih ganjaran pahala atau keselamatan dari neraka. Rabi‘ah Al-Adawiyah, salah satu tokoh dari kelompok ini, pernah menyatakan bahwa ia tidak menyembah Allah karena takut akan siksa neraka atau mengharapkan surga.
- Keikhlasan Arifin (Ahli Makrifat): Jenis keikhlasan ini merupakan puncak dari keikhlasan, di mana para arifin menyaksikan keesaan Allah dalam setiap tindakan mereka. Mereka tidak melihat kekuatan atau daya pada diri mereka sendiri, melainkan menyadari bahwa ibadah yang mereka lakukan adalah karena kekuatan Allah (billah), bukan karena kemampuan mereka sendiri.
Syekh As-Syarqawi menjelaskan bahwa amal adalah bentuk-bentuk raga yang kosong, sedangkan jiwa dari amal tersebut adalah adanya keikhlasan di dalamnya. Keikhlasan inilah yang menjadi roh dalam amal ibadah mereka, memberikan makna dan kedalaman dalam setiap tindakan yang dilakukan.
