- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Apa yang Kita Cari

9 months ago

2 min read

Dengan tandas Maulana Jalaluddin Rumi (qs) mengatakan:
“Di hadapan Tuhan, pendek kata, segala yang merupakan tujuan kita adalah nama kita yang sebenarnya.”
… dan di bagian lain, beliau menandaskan juga:
“Cermati kehalusan ini: pahamilah dengan gamblang, apa yang kau damba di dasar hatimu, itulah sebenarnya engkau.”

Mari kita melihat kembali ke masa lalu hingga hampir 1500 tahun yang lalu. Apakah Abu Jahal — yang sebelumnya digelari Abal Hakam — bertemu langsung dengan Rasulullah Muhammad saw? Tentu saja, apalagi dia adalah salah satu paman beliau saw. Namun, apakah kehadiran manusia tertinggi di alam semesta tersebut mengubah hatinya, dan membuat dia berkata: “Inilah orang yang aku cari!” atau malah menentangnya?

Apakah Abdullah bin Ubay tidak bertemu dengan Rasulullah saw secara langsung? Tentu saja, bahkan dia bersyahadat pula. Namun, apakah syahadatnya menghentikannya dari bermuka dua terhadap umat Muslim dan kafir Quraisy?

Berapa banyak kaum Quraisy yang telah bertemu langsung dengan Rasulullah saw namun malah mengingkari dan memerangi beliau saw? Namun, apa kiranya yang membuat ‘Umar bin Khaththab, salah seorang yang terkenal keras di kalangan penduduk Mekkah, yang tadinya hendak membunuh Rasulullah saw, kemudian malah berbalik mengikuti beliau saw dan bersyahadat? Apa hebatnya QS Thaahaa hingga bisa mengubah hati ‘Umar (namun surat itu terasa biasa-biasa saja bagi saya, entah bagi Anda)?

Dengan menyimak kembali puisi Rumi di atas, bisa jadi, dalam hidup ini, kita sebenarnya pernah bertemu langsung dengan orang-orang yang lurus dan menempuh jalan kebenaran, pernah bertemu dengan mursyid sejati. Namun, kenapa tak ada kesan apa pun di hati dalam pertemuan dengan mereka hingga kita pun mengabaikannya? Mungkin karena memang bukan itulah yang kita cari dalam hidup ini.

Wallahu a‘lam bishawwab. Wassalam.

“Sesungguhnya bidayah (keadaan di awal perjalanan) itu bagaikan cermin yang menampakkan nihayah (keadaan di akhir perjalanan). Barangsiapa di awalnya selalu bersandar kepada Allah, maka di ujungnya akan sampai kepada-Nya.”
— Sayyidi Syaikh Ibnu Athaillah As-Sakandari (qs.)

Sumber: Alfathri Adlin
https://www.facebook.com/share/p/kvLe39iWrknXAEUP/

Bagikan postingan ini

Copy Title and Content
Content has been copied.

Baca lebih lanjut

Postingan Terkait

Temukan koleksi postingan blog yang penuh wawasan dan menarik.

Ahli Silsilah Thariqah Nasyabandiyah

Masyayikh Ahli Silsilah Thariqah An-Naqsyabandiyah Al-Mujadiddiyah Al-Khalidiyah ★ Allah Subhanahu wa Ta’ala★ Malaikat Jibril (AS.)★ Rasulullah Muhammad (SAW.) 1. Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq (RA.)2. Sayyidina

Religi

Taubat dan Ampunan

Tubuh dibersihkan dengan air, jiwa dibersihkan dengan air mata, akal dibersihkan dengan pengetahuan, dan jiwa dibersihkan dengan cinta. ( Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra

Religi

Matikan Dirimu Sebelum Kamu Mati

Nabi Muhammad bersabda: “Mutu Qabla An Tamautu,” yang berarti “Matikan dirimu sebelum kamu mati.” Abu Mu’jam mengatakan, “Barangsiapa yang tidak merasa mati, niscaya dia tidak

Religi

God Is Not Out To Catch Us Out

Sunnah itu lebih dari sekadar kumpulan aturan—ini adalah seni hidup di mana ruh memimpin jasad. Ini tentang menyelaraskan diri dengan pola ilahi, hidup untuk melayani

Religi

Umur 40 Tahun

Barangsiapa yang telah mencapai umur empat puluh tahun, akan tetapi tidak juga menjadi orang baik, maka hendaklah ia bersiap-siap masuk neraka! ( Rasulullah Muhammad saw,

Religi

Apabila Bertemu Seseorang

Apabila bertemu seseorang, yakinilah bahwa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu, “Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku.”

Religi

Berihsan dengan Berthariqah

Orang yang tidak menempuh jalan thariqah biasanya tidak akan bisa memasuki hadirat al-ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya. Dia akan senantiasa bersama dirinya sendiri

Religi

June 3

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?