- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Apa yang Kita Cari

1 year ago

2 min read

Dengan tandas Maulana Jalaluddin Rumi (qs) mengatakan:
“Di hadapan Tuhan, pendek kata, segala yang merupakan tujuan kita adalah nama kita yang sebenarnya.”
… dan di bagian lain, beliau menandaskan juga:
“Cermati kehalusan ini: pahamilah dengan gamblang, apa yang kau damba di dasar hatimu, itulah sebenarnya engkau.”

Mari kita melihat kembali ke masa lalu hingga hampir 1500 tahun yang lalu. Apakah Abu Jahal — yang sebelumnya digelari Abal Hakam — bertemu langsung dengan Rasulullah Muhammad saw? Tentu saja, apalagi dia adalah salah satu paman beliau saw. Namun, apakah kehadiran manusia tertinggi di alam semesta tersebut mengubah hatinya, dan membuat dia berkata: “Inilah orang yang aku cari!” atau malah menentangnya?

Apakah Abdullah bin Ubay tidak bertemu dengan Rasulullah saw secara langsung? Tentu saja, bahkan dia bersyahadat pula. Namun, apakah syahadatnya menghentikannya dari bermuka dua terhadap umat Muslim dan kafir Quraisy?

Berapa banyak kaum Quraisy yang telah bertemu langsung dengan Rasulullah saw namun malah mengingkari dan memerangi beliau saw? Namun, apa kiranya yang membuat ‘Umar bin Khaththab, salah seorang yang terkenal keras di kalangan penduduk Mekkah, yang tadinya hendak membunuh Rasulullah saw, kemudian malah berbalik mengikuti beliau saw dan bersyahadat? Apa hebatnya QS Thaahaa hingga bisa mengubah hati ‘Umar (namun surat itu terasa biasa-biasa saja bagi saya, entah bagi Anda)?

Dengan menyimak kembali puisi Rumi di atas, bisa jadi, dalam hidup ini, kita sebenarnya pernah bertemu langsung dengan orang-orang yang lurus dan menempuh jalan kebenaran, pernah bertemu dengan mursyid sejati. Namun, kenapa tak ada kesan apa pun di hati dalam pertemuan dengan mereka hingga kita pun mengabaikannya? Mungkin karena memang bukan itulah yang kita cari dalam hidup ini.

Wallahu a‘lam bishawwab. Wassalam.

“Sesungguhnya bidayah (keadaan di awal perjalanan) itu bagaikan cermin yang menampakkan nihayah (keadaan di akhir perjalanan). Barangsiapa di awalnya selalu bersandar kepada Allah, maka di ujungnya akan sampai kepada-Nya.”
— Sayyidi Syaikh Ibnu Athaillah As-Sakandari (qs.)

Sumber: Alfathri Adlin
https://www.facebook.com/share/p/kvLe39iWrknXAEUP/

Bagikan postingan ini

Copy Title and Content
Content has been copied.

Baca lebih lanjut

Postingan Terkait

Temukan koleksi postingan blog yang penuh wawasan dan menarik.

Tidak Memperhatikan Ayat-Ayat

“Katakanlah, apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia amal perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka

Religi

Tasawuf dalam Al-Quran

Orang yang beramal dengan tingkat ihsan (juga disebut tasawuf) akan memperoleh keuntungan sebagai berikut. Kecintaan dari Allah (hubbun minallah) dan dia juga akan bertingkah laku

Religi

Taubat dan Ampunan

Tubuh dibersihkan dengan air, jiwa dibersihkan dengan air mata, akal dibersihkan dengan pengetahuan, dan jiwa dibersihkan dengan cinta. ( Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra

Religi

Taubat Itu Fardhu ‘ain

“Memangnya saya selaknat apa sih?”… Begitu mungkin yang bisa terlontar dari lisan seseorang yang merasa telah taat beragama dan beribadah ketika tiba-tiba dia diseru untuk

Religi

Adab: Amal, Dosa dan Takdir

Sayyidina Sahal ibn Abdullah ra. berkata, “Jika seorang hamba melakukan kebaikan, lalu ia berkata, “Tuhanku, dengan karunia-Mu aku beramal, Engkau yg membantuku dan memudahkannya”, berarti

Religi

October 2

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?