Dalam pandangan Sufi, dunia diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menjadikan seseorang lupa kepada Allah, meskipun dalam bentuk amal ibadah sekalipun, seperti mengaji dan berdakwah. Hal ini menunjukkan bahwa dunia tidak hanya berkaitan dengan aspek fisik atau materi, tetapi juga dengan kondisi spiritual dan mental seseorang.
Banyak orang beranggapan bahwa melakukan aktivitas keagamaan seperti mengaji atau berdakwah adalah tanda kedekatan mereka dengan Allah. Namun, jika aktivitas tersebut hanya dilakukan untuk mendapatkan pengakuan, pujian, atau keuntungan pribadi, maka niat tersebut bisa saja menjadikan seseorang terjebak dalam kesibukan dunia yang menjauhkan dari tujuan hakiki hidup. Dalam hal ini, kesibukan tersebut bukan lagi menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, melainkan justru bisa menjadi penghalang.
Sufi mengajarkan bahwa ketika seseorang terlalu fokus pada aktivitas duniawi—meskipun itu tampak baik di permukaan—tanpa menyadari bahwa tujuan utama haruslah untuk Allah, maka mereka bisa mengalami kelalaian. Ketika hati dan pikiran kita terbagi antara tuntutan dunia dan keinginan untuk mendekat kepada-Nya, kita akan kehilangan arah dan makna kehidupan.
Contoh ilustratif yang sering dikemukakan dalam konteks ini adalah tentang orang-orang yang terlibat dalam berbagai aktivitas keagamaan tetapi tetap merasa kosong dan tidak puas. Mereka mungkin terlihat sibuk belajar agama, berdakwah, atau melakukan amal, tetapi jika semua itu tidak ditujukan untuk mengingat dan mencintai Allah, maka pada akhirnya mereka akan merasa jauh dari-Nya.
Imam Al-Ghazali juga menekankan pentingnya niat dalam setiap amal. Jika niat kita murni untuk mencari keridhaan Allah, maka segala aktivitas kita—baik itu yang bersifat duniawi maupun ukhrawi—akan menjadi ibadah. Sebaliknya, jika kita lebih mementingkan hasil atau pengakuan dari orang lain, maka kita sedang terjebak dalam dunia yang membuat kita lupa akan Allah.
Kesimpulannya, definisi dunia menurut Sufi adalah segala sesuatu yang dapat menjadikan kita lupa kepada Allah, termasuk di dalamnya aktivitas amal ibadah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mengevaluasi niat dan tujuan dari setiap tindakan yang kita lakukan. Dengan demikian, kita bisa menjalani kehidupan yang penuh makna dan mendekatkan diri kepada Allah, meskipun kita berada di tengah kesibukan dunia.