- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Ujian Hidup dan Makna Kemiskinan

9 months ago

2 min read

Seorang sahabat berkata kepada Nabi saw, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mencintai Allah.”

Nabi saw menjawab, “Jika demikian, bersiap-siaplah untuk diuji.”

Kemudian sahabat itu berkata, “Ya Rasulullah, aku pun mencintaimu.”

Rasulullah saw menjawab, “Jika demikian, siap-siaplah untuk miskin.”

Ujian hidup merupakan suatu hukum yang pasti menimpa setiap orang. Semenjak dari seseorang dilahirkan ke muka bumi hingga kemudian dia meninggal dunia, itu telah ditetapkan baginya berbagai takdir ujian kehidupan. Tak ada satu pun yang bisa melarikan diri darinya. Itulah mengapa, dalam hidup ini, kita tidak bisa hanya ingin santai-santai saja. Tidak ingin ada masalah apa pun. Itu hanyalah ilusi. Oleh karena itu, adalah penting untuk mengerti ihwal “apa maksud Allah Ta‘ala di balik penimpaan ujian demi ujian” tersebut.

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw pernah berdoa, “Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan bangkitkanlah aku bersama orang-orang miskin.”

“Kemiskinan” yang dimaksud oleh Rasulullah saw di sini adalah suatu situasi yang sepatutnya kita pahami dengan baik. Dalam sejarah, Rasulullah saw sendiri adalah seorang pedagang berhasil, akan tetapi, dalam kaitannya dengan pengertian doa tersebut adalah “beliau saw menginfakkan hartanya untuk kepentingan ummatan wahidah.”

Oleh karena itu, menjelang ajalnya, Rasulullah menginfakkan semua harta yang dimilikinya, bahkan hingga simpanannya yang ada di bawah tikar. Maka dari itu, dalam sebuah riwayat dikatakan bahwasanya para nabi, pada saat meninggal dunia, tidak meninggalkan harta benda; akan tetapi mereka meninggalkan pengetahuan agama. Oleh karena itu, arti “miskin” dalam doa tersebut adalah “karena beliau saw menginfakkan sebagian besar hartanya fî sabilillah” sehingga, pada saat meninggal dunia, harta tersebut tidak melekat di hatinya dan juga tidak menjadi hijab di alam-alam berikutnya.

( Z A J T )

——————

“Dua perkara yang dibenci Bani Adam adalah membenci kematian, padahal kematian itu lebih baik baginya daripada fitnah, dan membenci sedikit harta, padahal sedikit harta itu meringankan hisab.”

— Rasulullah ﷺ

Bagikan postingan ini

Copy Title and Content
Content has been copied.

Baca lebih lanjut

Postingan Terkait

Temukan koleksi postingan blog yang penuh wawasan dan menarik.

Thariqah Naqsyabandiyah

Thariqah Naqsyabandiyah Ketahuilah bahwa Thariqah Naqsyabandiyah merupakan thariqah yang paling dekat dan paling mudah bagi murid untuk mencapai derajat tauhid, meskipun kemampuan penerimaan si murid

Religi

Berihsan dengan Berthariqah

Orang yang tidak menempuh jalan thariqah biasanya tidak akan bisa memasuki hadirat al-ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya. Dia akan senantiasa bersama dirinya sendiri

Religi

Menerima Semua Orang

Jika kalian ingin mengikuti seorang yang baik, maka orang yang baik itu haruslah orang yang tidak menolak orang ini, orang yang tidak mengusir orang itu,

Religi

Adab: Amal, Dosa dan Takdir

Sayyidina Sahal ibn Abdullah ra. berkata, “Jika seorang hamba melakukan kebaikan, lalu ia berkata, “Tuhanku, dengan karunia-Mu aku beramal, Engkau yg membantuku dan memudahkannya”, berarti

Religi

Apa yang Kita Cari

Dengan tandas Maulana Jalaluddin Rumi (qs) mengatakan: “Di hadapan Tuhan, pendek kata, segala yang merupakan tujuan kita adalah nama kita yang sebenarnya.” … dan di

Religi

June 1

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?