Video: Habib Abu Bakar Al Adni bin Ali Masyhur
Di tengah arus modernisasi dan pengaruh media yang semakin kuat, umat Islam dihadapkan pada tantangan besar untuk mempertahankan identitas dan nilai-nilai agama. Dalam berbagai saluran informasi, termasuk televisi dan internet, banyak konten yang tidak hanya merusak moral tetapi juga menggoyahkan keyakinan umat. Kita melihat banyak program yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, yang justru mempromosikan perilaku tercela seperti zina, kekerasan, dan perilaku menyimpang lainnya.
Penting bagi kita untuk menyadari bahwa media sering kali menjadi alat untuk menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Umat Islam harus waspada terhadap pengaruh negatif ini dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengalihkan perhatian dari konten yang merusak. Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah adalah langkah yang sangat diperlukan untuk memperkuat iman dan menjaga kehormatan diri.
Masjid, yang seharusnya menjadi pusat penyebaran ilmu dan kebaikan, kini banyak yang berfungsi sebagai tempat yang mendukung penyebaran nilai-nilai yang tidak sejalan dengan ajaran Islam. Kita harus berjuang agar masjid tetap menjadi tempat yang suci dan penuh berkah, bukan ruang propaganda bagi ideologi yang merugikan umat.
Kita juga perlu refleksi tentang kondisi sosial kita saat ini. Banyak orang yang rela mengorbankan agama demi uang dan harta benda. Ini terlihat dari perilaku sebagian masyarakat yang mengabaikan norma-norma agama demi kepentingan duniawi. Kondisi ini semakin parah dengan hadirnya berbagai godaan, termasuk di lingkungan pendidikan, tempat kerja, dan dalam interaksi sehari-hari.
Di dalam masyarakat kita, kita melihat anak-anak muda yang terpengaruh oleh lingkungan sekitar, baik di universitas maupun tempat kerja. Mereka sering kali terjebak dalam pergaulan bebas yang dapat merusak masa depan mereka. Kita harus berusaha untuk melindungi generasi muda dari pengaruh negatif tersebut dan memberikan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Penting bagi kita untuk menjalin hubungan baik dengan tetangga dan sesama Muslim, agar saling mengingatkan dan mendukung dalam kebaikan.
Kita diingatkan bahwa agama bukan sekadar simbol atau identitas, tetapi juga harus dihidupi dalam tindakan nyata. “La Ilaha Illallah Muhammadur Rasulullah” adalah kalimat yang harus kita pegang teguh dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus siap membayar harga dari keimanan kita, karena Allah akan menggantikan orang-orang yang tidak setia kepada-Nya dengan orang-orang lain yang lebih mencintai-Nya dan dicintai oleh-Nya.
Masyarakat kita saat ini dihadapkan pada berbagai bentuk invasi dari pihak luar, termasuk dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan budaya. Kita harus waspada terhadap upaya-upaya penyebaran ideologi yang bertentangan dengan ajaran kita, terutama ketika bantuan datang dengan syarat-syarat tertentu yang mengancam nilai-nilai keislaman.
Kita tidak boleh membiarkan generasi mendatang terpengaruh oleh ideologi asing yang merusak akidah mereka. Ini adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua, pendidik, dan anggota masyarakat untuk menanamkan nilai-nilai agama yang kuat dalam jiwa mereka. Menjaga identitas Islam bukanlah tugas yang ringan, tetapi dengan komitmen bersama dan kesadaran akan pentingnya hal ini, kita bisa melewatinya dengan baik.
Dengan demikian, mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga identitas Islam di tengah arus modernisasi ini. Kita harus berjuang untuk memperkuat iman, menjaga kehormatan diri dan keluarga, serta mendidik generasi muda agar tetap berada di jalan yang benar sesuai dengan ajaran Islam.