Barangsiapa yang telah mencapai umur empat puluh tahun, akan tetapi tidak juga menjadi orang baik, maka hendaklah ia bersiap-siap masuk neraka!
( Rasulullah Muhammad saw, dikutip oleh Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin )
: : :
Apabila sampai seseorang berumur empat puluh tahun dan tidak bertaubat, niscaya syaithan menyapu wajah dia dengan tangan syaithan. Lalu syaithan itu berkata, “Demi bapakku! Wajah orang yang tiada memperoleh kemenangan.”
( Rasulullah Muhammad saw, dikutip oleh Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin )
: : :
Siapa yang pandangannya hanya ke perhiasan dunia saja, maka Allah bukakan bagi mereka pintu-pintu segala sesuatu. Akan tetapi bagi mereka tidak akan dibuka pintu-pintu langit; tidak akan terbuka kebenaran hakiki; juga tidak akan menemukan wajah Allah serta tersibukkan oleh mencari dunia. “Dijadikan indah perhiasan bagi manusia kecintaan kepada syahwat.” (QS Ali Imran [3]: 14) Sebenarnya antara kita mencintai objek-objek dunia, terpaut hati pada keindahan duniawi, manakala syahwat kita terpaut ke situ, maka syaithan pun masuk, sehingga kinerja kita untuk mengejar objek-objek dunia itu akan didukung oleh syaithan, sehingga tindakan kita mengejar objek-objek dunia itu dipandang indah juga.
( Z A J T )
: : :
Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal shalih siang mau pun malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan Allah ‘Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi.
( Ibn Atha‘illah Al-Iskandari )
: : :
Kaum salaf, apabila di antara mereka itu ada yang sudah berumur 40 tahun, maka dia mulai melipat kasur, tidak akan tidur lagi sepanjang malam, selalu melakukan shalat, bertasbih serta beristighfar. Lalu dia pun mengejar segala ketertinggalan pada usia sebelumnya dengan berbagai amal shalih di hari sesudahnya.
( Abdullah bin Dawud )
: : :
Imam Asy-Syafi‘i tatkala mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan sambil memakai tongkat. Jika ditanya, jawab beliau, “Agar aku ingat bahwa aku adalah musafir. Demi Allah, aku melihat diriku sekarang ini seperti seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar. Lalu burung itu lepas di udara, kecuali telapak kakinya saja yang masih tertambat dalam sangkar. Komitmenku sekarang seperti itu juga. Aku tidak memiliki sisa-sisa syahwat untuk menetap tinggal di dunia. Aku tidak berkenan sahabat-sahabatku memberiku sedikit pun sedekah dari dunia. Aku juga tidak berkenan mereka mengingatkanku sedikit pun tentang hiruk pikuk dunia, kecuali hal yang menurut syara’ lazim bagiku. Di antara aku dan dia ada Allah.”
: : :
Sesungguhnya Allah menyebutkan umur 40 tahun karena ini sebagai batasan bagi manusia dalam keberhasilan maupun keselamatannya.
( Al-Tsa‘labi )
: : :
Mereka berkata bahwa jika seseorang sudah mencapai umur 40 tahun dan berada pada suatu perangai tertentu, maka ia tidak akan pernah berubah hingga datang kematiannya.
( Ibrahim Al-Nakhai )
: : :
Para ahli tafsir berkata bahwa Allah Ta‘ala tidak mengutus seorang Nabi kecuali jika telah mencapai umur 40 tahun.
( Imam Al-Syaukani )
: : :
Barangsiapa yang melewati usia 40 tahun sampai akhir hayatnya, maka sungguh ia telah berada dalam fase terakhir kehidupannya. Tatkala fase ini datang, mulai menyusut kekuatannya, ketajaman mata berkurang hingga dibutuhkan alat bantu untuk bisa melihat, daya ingat pun menurun, dan kulit mengendur, serta guratan-guratan tanda penuaan pun muncul. Rambut memutih sedikit demi sedikit menghiasi kepala, lalu penyakit-penyakit pun banyak bermunculan.
( Imam Al-Qurthubi )
: : :
Aku mendapati para ahli ilmu di negeri kami yang mencari dunia serta berbaur dengan manusia hingga datang kepada mereka di usia 40 tahun. Apabila telah datang usia tersebut, maka mereka pun mulai meninggalkan manusia (lebih banyak mencurahkan waktu dan perhatian untuk meningkatkan ibadah dan ilmu agama).
( Imam Malik bin Anas )
: : :
Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berkata, “Ya Rabb-ku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat beramal shalih yang Engkau ridhai, dan berikanlah keshalihan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”
QS Al-Ahqaf [46]: 15