Pentingnya Muhasabah dalam Kehidupan Sehari-hari
Muhasabah atau introspeksi merupakan suatu tindakan untuk merenungkan dan mengevaluasi apa yang telah kita lakukan. Aktivitas ini sangat penting untuk memeriksa kembali dan menilai perilaku,
Muhasabah atau introspeksi merupakan suatu tindakan untuk merenungkan dan mengevaluasi apa yang telah kita lakukan. Aktivitas ini sangat penting untuk memeriksa kembali dan menilai perilaku,
Rasulullah (SAW) menjelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim melalui Ibnu Mas’ûd (RA) mengenai amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT. Dalam
Dalam Islam, manusia memiliki kedudukan yang tinggi di antara makhluk lainnya di bumi. Sebagai khalifah, manusia diberi amanah untuk merawat dan melestarikan bumi serta segala
Muhasabah atau introspeksi memiliki keutamaan yang sangat penting dalam Islam. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, muhasabah diartikan sebagai introspeksi atau mawas diri, yaitu peninjauan atau
Tawakal merupakan ikhtiar batin yang menyerahkan segala hal kepada Allah SWT, sementara ikhtiar adalah usaha lahiriah untuk mencapai tujuan yang baik demi kemaslahatan atau mengurangi
Islam tidak membatasi pemeluknya untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda agama. Dalam ajaran Islam, interaksi dengan pemeluk agama lain diperbolehkan, terutama dalam hal-hal yang bersifat
Imam As-Syafi’i mengingatkan kita tentang bahaya yang mengancam masyarakat ketika mereka menjadikan ulama yang fasik dan orang bodoh yang saleh sebagai panutan. Dalam pandangannya, kedua
Allah ﷻ melalui Al-Qur’an dan hadits mendorong umat Islam untuk terus mencari ilmu di mana saja dan kapan saja. Salah satu disiplin ilmu yang lahir
Umat Islam dan ahli kitab memiliki hubungan yang cukup erat, terutama di Madinah, di mana Nabi Muhammad (SAW) berinteraksi langsung dengan suku-suku Yahudi seperti Bani
Masyarakat Indonesia merayakan dua peringatan Hari Guru, yaitu Hari Guru Sedunia pada 5 Oktober dan Hari Guru Nasional pada 25 November. Hal ini mencerminkan betapa
Sikap santun dalam berdialog, kelembutan dalam berbicara, dan kehalusan dalam penyampaian pesan adalah cara yang efektif untuk mendapatkan simpati orang lain. Ketika hati yang terpecah
Islam menempatkan pemeluknya sebagai saudara, mengikat mereka dalam persaudaraan dari berbagai sisi, baik secara kemanusiaan maupun berdasarkan kesamaan ajaran agama. Dalam konteks ini, Islam memerintahkan
Imam Al-Ghazali menjelaskan konsep cinta tanpa pamrih sebagai cinta hakiki. Menurut beliau, cinta hakiki adalah perasaan seseorang terhadap sesuatu tanpa adanya kepentingan atau pamrih di
Masyarakat Indonesia dan dunia telah merayakan dua kali hari raya Idul Fitri dalam suasana pembatasan sosial akibat Covid-19. Situasi ini memaksa perubahan berbagai aktivitas, termasuk
Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah seorang khalifah terkemuka dari kalangan Bani Hasyim. Lahir dari pasangan Abu Thalib bin Abdul Muthalib dan Fathimah binti Asad,
Al-Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif menyebutkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang menunjukkan keutamaan silaturahim. Dalam hadits
Kesehatan adalah anugerah yang sering kali diabaikan. Ketika seseorang merasa sehat dan kuat, tanpa keluhan, sering kali mereka lupa akan batasan normal dalam aktivitas. Namun,
Banyak ayat dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah (SAW) yang menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dan tali silaturahim dengan keluarga, kerabat, dan sahabat. Salah satu hadits
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, seorang wali yang terkenal, mengingatkan kita tentang pentingnya meyakini bahwa rezeki telah dijamin oleh Allah SWT. Ia menekankan bahwa keraguan dan
Sabar sering kali dianggap memiliki batas, namun dalam ajaran Islam, sabar adalah suatu sikap yang tidak terikat oleh waktu. Dalam konteks ini, membalas kezaliman dengan
Salam 👋
Apakah ada yang bisa kami bantu?