Pertanyaan ini sering muncul dalam konteks kegiatan keagamaan, terutama di masa digital seperti sekarang ini. Seorang khatib yang sedang memberikan khutbah Jumat, apakah diperbolehkan untuk menjawab panggilan telepon yang masuk? Mari kita bahas hal ini dari sudut pandang agama Islam.

Dalam ajaran Islam, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan terkait dengan situasi ini. Pertama, hukum berbicara di tengah-tengah khutbah dan syarat ketersambungan khutbah atau muwâlah.

Dari sisi hukum berbicara saat khutbah Jumat, dalam mazhab Syafi’i, berbicara tidak dianggap sebagai sesuatu yang haram. Meskipun ada anjuran dari Nabi Muhammad SAW untuk diam saat khutbah berlangsung, namun menurut mazhab Syafi’i, berbicara tidak secara otomatis dianggap sebagai larangan. Ada riwayat hadits shahih yang menunjukkan Nabi Muhammad SAW berbicara atau menjawab pertanyaan di tengah-tengah khutbah Jumat.

Kedua, terkait dengan ketersambungan khutbah atau muwâlah. Menurut pendapat yang kuat, disyaratkan adanya ketersambungan antara rukun-rukun khutbah serta antara dua khutbah dan shalat Jumat. Jika terjadi jeda yang cukup lama antara bagian-bagian khutbah, maka khutbah tersebut dianggap tidak memenuhi syarat.

Dari dua pertimbangan ini, dapat disimpulkan bahwa secara prinsip, seorang khatib boleh menjawab panggilan telepon saat khutbah Jumat asalkan tidak sampai memutus ketersambungan khutbah. Namun, sebaiknya hal ini dihindari karena dapat mengganggu fokus dan konsentrasi dalam menyampaikan khutbah.

Menurut hadits yang diriwayatkan, ketika seseorang disuruh untuk diam saat Imam sedang berkhutbah, maka shalat Jumatnya bisa menjadi sia-sia. Oleh karena itu, menjawab panggilan telepon saat khutbah sebaiknya dihindari agar pelaksanaan ibadah Jumat menjadi lebih sempurna.

Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang baik. Kita selalu terbuka untuk menerima masukan dan kritik. Wassalamu ‘alaikum wr. wb.