Pada zaman media sosial saat ini, aktivitas berselfie ria telah menjadi hal yang umum. Namun, ketika berada di lokasi bencana yang masih dalam proses penanganan atau pemulihan, aktivitas ini sebaiknya dihindari. Mengapa demikian?
Dalam situasi duka seperti pasca-bencana, penting bagi kita untuk menunjukkan empati terhadap korban bencana dengan cara yang sesuai. Menunjukkan ekspresi kegembiraan melalui foto selfie tidaklah tepat dalam konteks ini. Rasulullah SAW telah mengajarkan agar kita menunjukkan empati dan solidaritas sosial dalam kondisi seperti ini.
Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, hubungan antar sesama mukmin seharusnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan. Ketika ada yang menderita, seluruh komunitas seharusnya merasakan dan bergerak bersama untuk mengatasi masalah tersebut.
Dengan demikian, aktivitas berfoto selfie ria di lokasi bencana dapat dikaitkan erat dengan adab, akhlak, dan moralitas. Meskipun tidak bermaksud untuk merendahkan penderitaan orang lain, tindakan tersebut sebaiknya dihindari karena tidak sesuai dengan norma-norma agama dan moral yang seharusnya dianut oleh seorang mukmin.
Dalam konteks sosial saat ini, foto selfie sering kali diartikan sebagai ekspresi kegembiraan yang tidak pantas dalam situasi duka. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mengutamakan empati, solidaritas sosial, dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama dalam setiap tindakan yang kita lakukan.
Semoga pemahaman ini dapat memperkaya perspektif kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Mari bersama-sama membangun sikap yang lebih peduli dan responsif terhadap kondisi sekitar, terutama dalam situasi-situasi sulit seperti pasca-bencana.
Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq. Wassalamu ‘alaikum wr. wb.