- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Puasa Arafah: Mengikuti Kalender atau Peristiwa Wuquf?

Google Search Widget

Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Rasulullah SAW menyatakan bahwa puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa selama setahun sebelumnya dan setahun yang akan datang.

Namun, seringkali muncul perdebatan mengenai kapan seharusnya puasa Arafah dilakukan. Sebagian masyarakat percaya bahwa puasa Arafah harus dilakukan bersamaan dengan peristiwa wuquf jamaah haji di Arab Saudi. Sementara itu, yang lain berpendapat bahwa puasa Arafah seharusnya dilakukan pada hari kesembilan setelah awal bulan Dzulhijjah.

Permasalahan ini sebelumnya telah dibahas dalam bahtsul masail pada Forum Muktamar NU di Pesantren Lirboyo, Kediri pada tahun 1999 M. Menurut kesimpulan forum tersebut, puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan kalender negara setempat yang menggunakan metode rukyatul hilal untuk menentukan awal bulan Dzulhijjah.

Dalam konteks Indonesia, perbedaan waktu dengan Arab Saudi sekitar 4-5 jam menyebabkan perbedaan waktu sahur dan berbuka puasa. Meskipun jamaah haji di Arab Saudi melakukan wuquf di bukit Arafah pada tanggal yang sama, puasa sunnah Arafah bagi kaum Muslimin di Indonesia tetap dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan rukyatul hilal.

 

Dengan demikian, puasa sunnah Arafah sebaiknya dilakukan sesuai dengan penetapan awal bulan Dzulhijjah berdasarkan aktivitas rukyatul hilal di negara masing-masing. Semoga informasi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai pelaksanaan puasa Arafah. Tetaplah terbuka untuk menerima saran dan kritik yang membangun dalam menjalankan ibadah dengan baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi langkah-langkah kita dalam beribadah. Wassalamu’alaikum wr. wb.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?