Dalam praktik shalat, kita selalu mengucapkan syahadat sebagai bagian dari ibadah kita. Pertanyaan muncul apakah dengan mengucapkan syahadat ini kita dapat terhindar dari kekufuran karena selalu memperbaharui pengakuan tersebut lima kali sehari.

Penting untuk dipahami bahwa mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu “asyhadu an la ilaha illallah, wa anna muhammad rasulullah” memiliki makna yang sangat dalam. Dengan mengucapkannya, kita menegaskan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan mengakui risalah kenabian Nabi Muhammad saw.

Dalam konteks ini, secara teologis, syahadat membantu kita menjauhkan diri dari kekufuran dengan menegaskan keyakinan kita kepada Allah dan kenabian Nabi Muhammad saw. Meskipun pertanyaan ini lebih bersifat teologis daripada fikih, namun penting untuk diingat bahwa syahadat memiliki peran penting dalam memperkuat iman dan membentengi diri dari kekufuran.

Selain itu, dalam praktik mandi junub, ada pertanyaan mengenai bagaimana agar air siraman merata keseluruh tubuh. Jika terdapat bagian tubuh yang tidak terkena air, disarankan untuk menyiramnya kembali atau dengan cara meratakan air menggunakan tangan agar seluruh tubuh terkena air siraman.

Terkait dengan kebersihan air untuk mandi junub, prinsip utamanya adalah menggunakan air yang bersih untuk membersihkan diri. Jika bak mandi tidak mencukupi dua kulah dan air dari keran terus mengalir, maka air tersebut masih dianggap suci selama air yang digunakan tidak tercemar oleh najis.

Dalam praktik ibadah kita, penting untuk memahami makna dan hikmah di balik setiap tindakan yang kita lakukan. Dengan menjaga kualitas ibadah kita, termasuk dalam pengucapan syahadat dan kebersihan dalam mandi junub, kita dapat memperkuat iman dan menjauhkan diri dari kekufuran.

Semoga pemahaman ini dapat memberikan manfaat dan memperdalam keyakinan kita dalam menjalani ibadah sehari-hari.