Indonesian
 - 
id

Keagungan Nasab Rasulullah SAW

Google Search Widget

Rasulullah SAW adalah sosok manusia yang memiliki kedudukan istimewa, tak tertandingi oleh siapapun. Sebuah ungkapan dari seorang penyair menggambarkan, “Muhammad adalah seorang manusia, tetapi bukan manusia biasa. Dia bagaikan yaqut di antara bebatuan.” Salah satu aspek yang menambah kemuliaan beliau adalah nasab yang luhur.

Imam Al-Bushiri, seorang penyair Arab legendaris, mengekspresikan keagungan nasab Rasulullah dalam syairnya:

نَسَبٌ تَحسِبُ العُلا بِحُلاهُ # قَلَّدَتْهَا نُجُومَهَا الْجَوْزَاءُ

“Rangkaian nasab yang berkedudukan tinggi, laksana barisan bintang-bintang yang saling terkait.”

حَبَّذَا عِقْدُ سُودُدٍ وَّفَخَارٍ # أَنْتَ فِيْهِ الْيَتِيْمَةُ الْعَصْمَاءُ

“Betapa indah untaian yang sangat mulia dan membanggakan itu, dengan dikau yang laksana liontin berkilau di dalamnya.”

Hassan bin Tsabit, seorang sahabat Nabi dan penyair terkenal, menggambarkan keistimewaan penciptaan Rasulullah yang sempurna dalam syairnya:

وأَحسنُ منكَ لم ترَ قطُّ عيني # وَأجْمَلُ مِنْكَ لَمْ تَلِدِ النّسَاءُ

“Belum pernah ada mata yang melihat sosok seindah dirimu (Muhammad), belum pernah ada seorang perempuan yang melahirkan orang serupawan dirimu (Muhammad).”

خلقتَ مبرأً منْ كلّ عيبٍ # كأنكَ قدْ خلقتَ كما تشاءُ

“Engkau tercipta terbebas dari segala kekurangan, seolah kau memilih sendiri bentuk yang kau kehendaki.”

Dalam beberapa hadits, Nabi menegaskan bahwa nasab beliau merupakan yang paling luhur. Imam Suyuti merujuk pada surat At-Taubah ayat 128, mengutip salah satu hadits Nabi:

أَنا أَنفسكُم نسبا وصهراً وحسباً لَيْسَ فيَّ وَلَا فِي آبَائِي من لدن آدم سفاح كلهَا نِكَاح

Artinya: “Aku adalah manusia yang paling luhur nasabnya, mushaharahnya (pernikahan), dan kedudukannya. Tidak pernah terjadi hubungan zina pada kakek-kakekku, semuanya berhubungan atas pernikahan yang sah,” (HR Marduwaih) (As-Suyuti, Ad-Durrul Mantsûr).

Keluarga Nabi dikenal dengan Hasyimiyah, dinamakan sesuai kakeknya yang ketiga, Hasyim bin Abdu Manaf. Untuk memahami keluhuran nasab Rasulullah, kita perlu mengenal silsilah keluarganya, terutama tiga nasab terdekat: Hasyim, Abdul Muthalib (kakek kedua Nabi), dan Abdullah (ayah Nabi).

Hasyim, nama aslinya Amr, diberikan tugas mulia untuk memberi air minum dan melayani makanan bagi jamaah haji. Ia dikenal dermawan dan merupakan orang pertama yang menyajikan makanan kepada jamaah haji di Makkah. Dalam perjalanan dagangnya ke Syam, Hasyim menikahi Salma binti Amr. Ia meninggal dunia di Palestina, sementara Salma melahirkan putranya Syaiban (yang kemudian dikenal sebagai Abdul Muthalib).

Abdul Muthalib adalah putra Hasyim. Setelah Hasyim wafat, posisinya diambil alih oleh Al-Muthalib bin Abdi Manaf (paman Abdul Muthalib). Abdul Muthalib menjadi pemimpin kaumnya dan dihormati lebih dari kakek-kakeknya.

Abdullah adalah putra Abdul Muthalib dari Fatimah binti Amr. Ia adalah putra tersayang Abdul Muthalib dan menikah dengan Aminah binti Wahb, wanita terhormat dari suku Quraisy. Abdullah wafat saat berdagang ke Syam dalam usia 25 tahun, ketika Nabi masih dalam kandungan. Ia dimakamkan di Madinah.

Nasab Rasulullah SAW yang mulia menjadi salah satu faktor penting dalam kemuliaan dan keistimewaan sosok beliau di mata umat Islam. Keluarga beliau merupakan teladan dalam keagungan dan kehormatan.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.