- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Akhlak Mulia Rasulullah dalam Menghadapi Perlakuan Buruk

Google Search Widget

Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang berakhlak mulia dan luhur. Akhlak ini tetap terjaga meskipun beliau menghadapi berbagai perlakuan buruk dari orang lain, termasuk ancaman pembunuhan dari kaum kafir Quraisy.

Salah satu contoh keluhuran akhlak Nabi Muhammad terjadi ketika beliau hijrah ke Thaif. Dalam perjalanan tersebut, beliau ditemani oleh mantan budaknya, Zaid bin Haritsah. Di Thaif, Nabi menemui para pemuka Bani Tsaqif: Abd Yalil, Mas’ud, dan Hubaib, anak-anak ‘Amr bin Umair Ats-Tsaqafy. Nabi meminta pertolongan, namun mereka memberikan jawaban yang kasar.

Setelah permohonan beliau ditolak, Nabi meminta agar berita kedatangannya tidak disebarluaskan kepada orang-orang Makkah. Namun, permintaan tersebut diabaikan dan mereka malah memberitakan kedatangan Nabi kepada kaum kafir Quraisy. Selain itu, mereka juga menghasut anak-anak untuk melempari Nabi dengan batu hingga kaki beliau berdarah. Zaid bin Haritsah berusaha melindungi Nabi dari serangan tersebut. Meskipun dalam keadaan yang menyakitkan, Nabi Muhammad tetap berdoa dengan lembut dan penuh kebaikan.

Dalam riwayat lain, terdapat kisah ketika Nabi Muhammad membagikan harta rampasan perang. Seorang Badui berkata dengan kalimat kasar yang tidak pantas terhadap beliau, meminta agar harta itu dibagikan secara adil. Para sahabat Nabi merasa tersinggung dan ingin memberikan pelajaran kepada Badui tersebut. Namun, Nabi melarang mereka untuk bersikap kasar. Beliau tidak terkejut oleh ucapan itu karena memahami bahwa karakter manusia berbeda-beda. Beberapa orang bersikap kasar dan cepat tersinggung, sementara yang lain lebih sabar dan bijaksana, tergantung pendidikan dan lingkungan mereka.

Ada juga kisah tentang seorang sahabat yang datang kepada Nabi untuk mendapatkan nasihat agar sukses dalam hidupnya. Nabi memberikan nasihat singkat: “Kamu jangan marah.” (HR. Bukhari) Sahabat itu merasa kurang puas dengan nasihat yang singkat ini dan meminta penjelasan lebih lanjut. Setelah tiga kali meminta nasihat, barulah ia menyadari betapa dalam dan bermanfaatnya kalimat tersebut. Mengendalikan emosi adalah kunci untuk meraih kesuksesan.

Dalam kisah lainnya, Nabi Muhammad menunjukkan sikap sabar ketika seorang Badui kencing di Masjid Nabawi. Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk membiarkan Badui tersebut menyelesaikan hajatnya tanpa mengganggu. Setelah itu, beliau meminta air untuk membersihkan area tersebut tanpa marah kepada Badui itu. Tindakan ini mencerminkan betapa tolerannya Rasulullah dan betapa beliau mau membimbing umatnya dengan kasih sayang. Beliau tidak menghakimi atau marah, melainkan memilih untuk mengajarkan dengan cara yang lembut.

Kisah-kisah ini menggambarkan akhlak mulia Nabi Muhammad yang patut dicontoh, terutama dalam menghadapi perlakuan buruk dari orang lain.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 6

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?