- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kisah Usamah bin Zaid dan Pelajaran dari Perang

Google Search Widget

Dalam sebuah riwayat yang menggugah, setelah perang usai, seorang musuh berusaha menyelinap memasuki wilayah kekuasaan prajurit Muslim. Usamah bin Zaid bin Haritsah, yang dikenal sebagai Panglima Angkatan Perang Nabi dan masih muda, memergoki serta mengejar musuh tersebut.

Musuh itu terjebak di tebing yang curam dan tanpa jalan keluar. Dalam keputusasaannya, ia meneriakkan dua kalimat syahadat di hadapan Usamah. Meskipun terkejut, Usamah dan pasukannya tidak ingin terjebak oleh strategi musuh tersebut. Dengan tegas, Usamah tetap menghunus pedangnya dan membunuh orang itu.

Salah seorang sahabat yang menyaksikan peristiwa itu melaporkan kepada Nabi Muhammad bahwa Usamah telah membunuh musuh yang sudah bersyahadat. Mendengar laporan tersebut, Nabi Muhammad marah dan tampak jelas urat di dahinya. Beliau memanggil Usamah untuk mempertanyakan tindakan tersebut.

Ketika ditanya mengapa membunuh orang yang telah bersyahadat, Usamah menjelaskan bahwa tindakan musuh itu dianggap sebagai taktik belaka. Musuh tersebut masih memegang senjata yang bisa membahayakan pasukan Muslim, dan Usamah mencurigai bahwa syahadatnya tidak tulus.

Setelah mendengarkan penjelasan Usamah dengan seksama, Nabi Muhammad bersabda: “Nahnu nahkum bi al-dhawahir, wa Allah yatawalla al-sarair” (kita hanya menghukum apa yang tampak dan Allah SWT yang menghukum apa yang tersimpan di hati orang).

Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya untuk tidak memvonis keyakinan dan kepercayaan orang lain, terutama dalam hal pengkafiran. Fenomena saling mengafirkan di kalangan umat Islam saat ini menjadi perhatian serius. Tindakan ini tidak hanya ditujukan kepada umat non-Muslim tetapi juga terjadi di antara sesama Muslim akibat perbedaan pandangan.

Jika seseorang secara resmi telah mengucapkan syahadat dengan terbuka, umat Islam seharusnya menghormatinya. Ini bukan berarti ketika seseorang masih dianggap kafir, umat Islam memiliki hak untuk mengusiknya. Sebaliknya, umat Islam harus menghargai keyakinan orang lain dan terus berperilaku baik serta berdakwah dengan cara yang bijaksana.

Soal pelanggaran lain sebaiknya diserahkan kepada hukum formal untuk diselesaikan. Usamah pun meminta maaf kepada Rasulullah dan berjanji akan lebih berhati-hati jika menghadapi situasi serupa di masa depan. Karena jika seseorang dieksekusi berdasarkan tuduhan tertentu, keluarga dekat orang tersebut juga akan menjadi korban.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 6

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?