Kiamat tidak akan terjadi sebelum umat manusia menyaksikan sepuluh tanda-tanda sebelumnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah bin Asid al-Ghifari, Rasulullah menyebutkan tanda-tanda tersebut, antara lain adalah kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya’juj dan Ma’juj, serta tiga gerhana: gerhana di timur, gerhana di barat, dan gerhana di jazirah Arab. Tanda terakhir adalah munculnya api dari Yaman yang menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka.
Dajjal merupakan salah satu tanda dari kiamat kubra (hari akhir) dan dianggap sebagai perkara ghaib. Umat Muslim—Ahlusunnah wal Jamaah—wajib meyakini kedatangan Dajjal di akhir zaman. Mereka harus sepenuhnya percaya pada apa yang disampaikan Nabi Muhammad mengenai Dajjal.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nabi Muhammad menggambarkan Dajjal sebagai seorang laki-laki pendek dengan rambut keriting dan mata buta sebelah. Ia mengklaim sebagai Tuhan, yang dapat membingungkan umat manusia. Namun, Nabi menegaskan bahwa Tuhan tidak mungkin buta sebelah seperti Dajjal.
Nabi Muhammad pernah memberikan pidato panjang di hadapan para sahabatnya mengenai Dajjal. Dalam pidatonya, beliau menyatakan bahwa setiap nabi yang diutus Allah pasti mengingatkan kaumnya tentang Dajjal, termasuk dirinya sebagai nabi terakhir. “Dajjal pasti akan muncul di tengah kalian,” tegas Nabi.
Beliau juga menjelaskan bahwa dirinya akan melindungi setiap Muslim ketika Dajjal muncul pada zamannya. Namun, jika Dajjal datang setelah wafatnya Nabi, maka setiap Muslim harus melindungi dirinya sendiri. Allah akan menggantikan Nabi untuk melindungi umatnya.
Kemunculan Dajjal dijelaskan sebagai berasal dari suatu wilayah sepi antara Syam (Suriah) dan Irak. Ia akan menyebar keonaran di seluruh dunia. “Dajjal akan mulai muncul dan berkata, ‘Aku adalah nabi,’ padahal tidak ada lagi nabi setelahku. Lalu ia mengulanginya hingga akhir berkata, ‘Aku adalah Tuhanmu,’ padahal kalian tidak melihat Tuhan kalian sebelum mati,” jelas Nabi Muhammad.
Selain ciri fisik, Nabi juga menyebutkan bahwa ada kata ‘kafir’ di antara kedua bola mata Dajjal. Semua orang beriman bisa membaca kata tersebut. Oleh karena itu, Nabi memerintahkan umatnya yang menjumpai Dajjal agar meludahi wajahnya dan membaca awal-awal Surat Al-Kahfi.
Dajjal digambarkan sebagai sosok yang sakti, mampu menghidupkan orang setelah membunuhnya. Namun, Nabi menegaskan bahwa Dajjal tidak bisa melakukan lebih dari itu dan tidak bisa menguasai orang lain. “Cobaan Dajjal antara lain ia membawa surga dan neraka. Neraka Dajjal adalah surga, sedangkan surga Dajjal adalah neraka. Barangsiapa diuji dengan neraka Dajjal, hendaklah ia memejamkan mata dan meminta pertolongan kepada Allah, niscaya neraka itu menjadi dingin dan menyelamatkan,” papar Nabi Muhammad.
Dajjal akan melewati desa yang penduduknya mempercayainya, lalu berdoa untuk kesejahteraan mereka. Hujan pun turun, bumi menjadi subur, binatang mereka gemuk dan penuh daging. Sebaliknya, penduduk desa yang ingkar akan dikutuk sehingga tidak ada satu pun binatang hidup.
“Hari-hari Dajjal adalah empat puluh hari. Satu hari seperti satu tahun, satu hari lagi seperti sebulan, satu hari lagi seperti sepekan, sedangkan hari-hari berikutnya seperti hari-hari biasa,” kata Nabi Muhammad.
Penjelasan Nabi Muhammad mengenai Dajjal mengingatkan umat Muslim untuk tetap memegang teguh iman dan keislaman mereka serta tidak mengikuti atau mempercayai apa pun yang disampaikan oleh Dajjal. Sebab, sesungguhnya surganya Dajjal adalah nerakanya Allah dan nerakanya Dajjal adalah surganya Allah.