Pada hari-hari terakhir sebelum wafatnya Rasulullah, seluruh keluarga, termasuk istri, anak, dan cucunya, berkumpul di sisinya. Sayyidah Fathimah, putri tercinta Rasulullah, tidak terkecuali. Ketika Sayyidah Fathimah hadir, Rasulullah menyambutnya dengan hangat dan mempersilahkan untuk duduk di sampingnya. Di saat itu, Rasulullah membisikkan sesuatu ke telinga Sayyidah Fathimah. Bisikan pertama membuatnya menangis, namun setelah mendengar bisikan kedua dari ayahandanya, ia justru tertawa. Kejadian ini menarik perhatian orang-orang yang berada di dalam bilik tidur Rasulullah, termasuk Sayyidah Aisyah, istri Rasulullah dan ibu tiri Sayyidah Fathimah.
Sayyidah Aisyah yang penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Sayyidah Fathimah tentang apa yang telah dibisikkan oleh Rasulullah. Namun, Sayyidah Fathimah enggan memberitahu rahasia tersebut. Setelah wafatnya Rasulullah, rasa penasaran Sayyidah Aisyah kembali muncul dan ia bertanya lagi kepada Sayyidah Fathimah mengenai bisikan itu.
Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim, Sayyidah Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah berkata kepada Sayyidah Fathimah, “Malaikat Jibril setiap tahun bertadarus Al-Qur’an denganku sekali; pada tahun ini dua kali. Aku tidak melihat itu, kecuali ajalku telah dekat. Maka bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah. Aku adalah pendahulu terbaik untukmu.” Bisikan ini menggugah perasaan Sayyidah Fathimah hingga air matanya menetes, karena ia menyadari bahwa waktu terakhir ayahanda tercintanya semakin dekat.
Rasulullah juga mengingatkan Sayyidah Fathimah bahwa ia akan menjadi pemimpin bagi perempuan-perempuan mukminah. Hal ini membuat Sayyidah Fathimah tertawa. Kemudian, Rasulullah menyampaikan bahwa ia adalah orang pertama dari keluarganya yang akan menyusulnya. Ternyata, ramalan tersebut terbukti ketika Sayyidah Fathimah meninggal dunia sekitar tiga bulan setelah wafatnya Rasulullah. Rasulullah wafat pada bulan Juni 632 M, sementara Sayyidah Fathimah menyusul pada bulan Agustus 632 M dalam usia 27 tahun.
