- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kisah Kebijaksanaan Rasulullah dalam Menghadapi Masalah Keluarga

Google Search Widget

Rasulullah merupakan sumber kebenaran yang menerima wahyu langsung dari Allah. Setiap tindakan dan ucapannya menjadi teladan bagi umat, kecuali dalam hal-hal tertentu yang hanya berlaku untuk beliau. Dalam banyak hal, Rasulullah adalah sumber ilmu, dan para sahabat sering mengajukan pertanyaan padanya ketika menemui masalah, baik yang berkaitan dengan agama maupun kehidupan sehari-hari.

Salah satu kisah menarik terjadi ketika seorang Badui dari Bani Fazarah mendatangi Rasulullah. Ia mengadu mengenai istrinya yang baru saja melahirkan seorang bayi berkulit hitam. Sang Badui merasa tidak terima dan menolak mengakui anak tersebut karena penampilan fisiknya yang berbeda. “Anak itu jelas bukan anakku,” tegasnya.

Rasulullah tidak langsung memberikan jawaban. Setelah beberapa saat, ketika emosi Badui tersebut mereda, beliau mulai menjawab dengan menggunakan perumpamaan yang bijak. Rasulullah bertanya kepada Badui tersebut apakah ia memiliki unta. Setelah dijawab bahwa ia memiliki unta berwarna merah, Rasulullah kemudian menanyakan apakah anak-anak unta tersebut ada yang berwarna abu-abu. Badui itu menjawab bahwa memang ada anak unta yang berwarna abu-abu.

Dengan cerdas, Rasulullah melanjutkan pertanyaannya, “Dari mana asalnya anak unta yang berwarna abu-abu itu?” Badui itu menjawab bahwa kemungkinan anak unta tersebut berasal dari keturunannya, meskipun warna induknya berbeda. Dengan cara ini, Rasulullah memberikan pemahaman bahwa anak Badui yang berkulit hitam juga mungkin memiliki asal-usul dari nenek moyangnya yang berbeda.

Rasulullah menegaskan, “Sahabatku, anakmu pun begitu. Mungkin nenek moyangnya ada yang berkulit hitam.” Setelah mendengar penjelasan ini, sang Badui akhirnya mau menerima anaknya yang berbeda warna kulitnya.

Dari kisah ini terlihat bagaimana Rasulullah menggunakan pendekatan yang relevan dan mudah dipahami untuk menyelesaikan masalah umatnya. Di zaman sekarang, mungkin kita bisa menggunakan tes DNA untuk membuktikan hubungan darah. Namun, pada masa Rasulullah, ilmu pengetahuan belum sekompleks sekarang, sehingga beliau menggunakan perumpamaan yang dapat diterima oleh masyarakat pada waktu itu.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?