Masjidil Aqsa, yang juga dikenal dengan Baitul Maqdis, merupakan masjid yang diberkahi dan terhitung sebagai masjid suci ketiga setelah Masjid al-Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini pernah menjadi kiblat bagi umat Islam dan diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai salah satu tempat tujuan Rasulullah dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Dalam kisah tersebut, Rasulullah bertemu dengan para nabi dan mengimami shalat mereka. Sebagaimana termaktub dalam sebuah hadits:
قال رسول الله وَقَدْ رَأَيْتُنِي فِي جَمَاعَةٍ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ، فَإِذَا مُوسَى قَائِمٌ يُصَلِّي، فَإِذَا رَجُلٌ ضَرْبٌ جَعْدٌ كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ شَنُوءَةَ، وَإِذَا عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ قَائِمٌ يُصَلِّي، أَقْرَبُ النَّاسِ بِهِ شَبَهًا عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ الثَّقَفِيُّ، وَإِذَا إِبْرَاهِيمُ قَائِمٌ يُصَلِّي، أَشْبَهُ النَّاسِ بِهِ صَاحِبُكُمْ – يَعْنِي: نَفْسَهُ -، فَحَانَتِ الصَّلَاةُ فَأَمَمْتُهُمْ
Artinya, “Rasulullah bersabda: ‘Aku melihat diriku bersama golongan dari para nabi. Aku melihat Nabi Musa berdiri untuk shalat. Aku melihat seorang laki-laki yang kurus dan ikal rambutnya seolah-olah ia dari golongan laki-laki bangsa Syanuah. Aku melihat Nabi Isa bin Maryam berdiri untuk shalat, yang paling serupa dengannya adalah Urwah bin Mas’ud At-Tsaqafi. Aku melihat Nabi Ibrahim berdiri untuk shalat, yang paling serupa dengannya adalah teman kalian (Rasulullah). Ketika waktu shalat tiba, aku mengimami mereka.'” (HR Muslim).
Saat ini, Masjidil Aqsa memiliki luas wilayah 144.000 meter dan mencakup beberapa bangunan penting, seperti Kubah Batu, Masjid Kiblat, Mushalla Al-Marwan, Tembok Buraq, dan Mushalla Babur Rahmah. Masjid ini terletak di atas Bukit Moria di kota Yerusalem yang bersejarah. Julukan Al-Aqsa berarti tempat terjauh, merujuk pada jaraknya dari dataran Hijaz atau karena dijauhkannya masjid ini dari kejelekan dan kerusakan (Abu Muhammad Al-Mudziri, Fathul Qarib Al-Mujib, [Kairo, Darussalam: 2018], juz VI, halaman 72).
Menurut sebagian riwayat, Masjidil Aqsa dibangun oleh Nabi Sulaiman. Jarak waktu antara pembangunan Masjidil Aqsa dan Masjidil Haram di Makkah adalah 40 tahun.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: «قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلُ؟ قَالَ: الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ. قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى. قُلْتُ: كَمْ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: أَرْبَعُونَ سَنَةً
Artinya, “Diceritakan dari Abu Dzarr, beliau bertanya kepada Rasulullah: ‘Masjid manakah yang pertama kali dibangun di bumi?’ Rasulullah menjawab: ‘Masjidil Haram.’ Ia bertanya lagi: ‘Kemudian masjid yang mana lagi?’ Rasulullah bersabda: ‘Masjid Al-Aqsa.’ Ia bertanya: ‘Berapa jarak waktu keduanya?’ Rasulullah menjawab: ‘Empat puluh tahun.'” (HR Muslim).
Beberapa tempat bersejarah yang masih diabadikan hingga sekarang selama Isra’ dan Mi’raj antara lain:
- Tembok Buraq
Tembok ini adalah tempat Rasulullah mengikat Buraq sebelum masuk ke dalam Masjidil Aqsa. Terletak di arah barat dari Masjidil Aqsa, panjangnya 50 meter dan tingginya 20 meter. Menurut keyakinan kaum Yahudi, tembok ini dikenal sebagai Tembok Ratapan karena merupakan bagian sisa dari reruntuhan Kuil Sulaiman.
قال رسول الله أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ فَرَكِبْتُهُ حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ بِهِ الأَنْبِيَاءُ.
Artinya, “Rasulullah bersabda: ‘Didatangkan untukku Buraq, maka aku mengendarainya hingga sampai di Masjidil Aqsa, lalu aku mengikatnya pada tempat di mana para nabi mengikat.'” (HR Muslim). Di area tembok ini dibangun sebuah masjid bernama Masjid Buraq sebagai penanda bahwa Rasulullah pernah mengikat Buraq di tempat ini.
- Kubah Batu
Kubah ini berada dalam kawasan Masjidil Aqsa dan merupakan tempat bersejarah karena terdapat batu besar yang diyakini sebagai pijakan Rasulullah untuk naik ke langit saat Mi’raj.
ثُمَّ انْطَلَقَ بِي جِبْرَائِيلُ إِلَى الصَّخْرَةِ فَصَعِدَ بِي عَلَيْهَا، فَإِذَا مِعْرَاجٌ إِلَى السَّمَاءِ
Artinya, “Kemudian Jibril membawaku ke batu besar, lalu ia naik bersamaku di atasnya (batu tersebut), kemudian terjadilah Mi’raj menuju langit.” (Ibnu Atsir, Al-Kamil fit Tarikh, [Darul Kutub al-Ilmiyah: 1997], juz I, halaman 652). Batu yang ada di kubah ini berukuran 18 meter dan tinggi 2 meter. Kubah ini tepat berada di tengah-tengah Masjidil Aqsa dan merupakan kiblat bagi kaum Yahudi serta kiblat bagi umat Islam sebelum berpindah ke Ka’bah di Makkah.
الحسن البصري قال أوَّلُ مَا نُسِخَ مِنَ الْقُرْآنِ الْقِبْلَةُ، وَذَلِكَ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَسْتَقْبِلُ صَخْرَةَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ وَهِيَ قِبْلَةُ الْيَهُودِ، فَاسْتَقْبَلَهَا النَّبِيُّ ﷺ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا لِيُؤْمِنُوا بِهِ وَيَتَّبِعُوهُ.
Artinya, “Al-Hasan al-Bashri mengatakan: ‘Pertama kali yang dinaskh dari Al-Qur’an adalah permasalahan kiblat. Rasulullah dahulu menghadap batu Bait al-Maqdis yang merupakan kiblat kaum Yahudi, maka Rasulullah menghadap ke arahnya selama tujuh belas bulan agar mereka (kaum Yahudi) beriman dan mengikuti ajaran Rasulullah.'” (Abu Ja’far At-Thabari, Tafsir At-Thabari, [Kairo, Dar Hijrah: 2005], juz II, halaman 623).
- Mihrab Nabi Muhammad
Tempat ini berada di arah barat dari Kubah Batu dan dibangun pada masa Dinasti Umayyah. Diyakini bahwa tempat ini adalah lokasi di mana Rasulullah mengimami shalat para nabi dan rasul. Hal ini berdasarkan beberapa riwayat, termasuk:
عن أبي سعيد الخدري قال رسول الله ﷺ: صليت ليلة أسرى بي إلى بيت المقدس غربي الصخرة
Artinya, “Diceritakan dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah bersabda: ‘Saat malam hari aku dijalankan menuju Masjidil Aqsa tepat berada di arah barat dari As-Sakhrah (batu besar yang berada di kubah batu).'” (Ibnul Jauzi, Tarikh Baitul Maqdis, [Kairo, Maktabah At-Taufiqiyah: 1996] halaman 56). Tempat ini pernah mengalami kerusakan akibat perang Salib dan kemudian direnovasi oleh Muhammad Beik, Walikota Yerusalem pada masa kepemimpinan Sultan Muhammad al-Qanuni dari Dinasti Utsmaniyah pada tahun 945 H.
Dijadikannya Masjidil Aqsa sebagai salah satu tujuan Isra’ Mi’raj merupakan pertanda kebenaran bagi orang-orang yang menentangnya. Jika Rasulullah diangkat langsung dari Makkah menuju langit tanpa melalui Masjidil Aqsa, tidak akan ada penjelasan yang meyakinkan bagi mereka yang meragukannya. Setelah menceritakan perjalanannya ke Masjidil Aqsa dan menjelaskan ciri-ciri masjid tersebut yang tidak pernah dilihat sebelumnya oleh orang-orang Quraisy, keyakinan terhadap kejadian tersebut semakin kuat.
Wallahu a’lam.