- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kisah Keteladanan Umar bin Abdul Aziz dalam Menjaga Keluarga dari Godaan Dunia

Google Search Widget

Ketika Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai khalifah Dinasti Umayah, langkah pertama yang diambilnya adalah melarang keluarganya untuk hidup bermewah-mewahan. Istrinya, Fatimah binti Abdul Malik, diminta untuk melepas semua perhiasan yang dikenakannya.

Kisah ini terdapat dalam Kitab Tarikhul Khulafa karya Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthi. Dalam kitab tersebut, Al-Laits meriwayatkan bahwa di awal kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, program pertama yang dilaksanakan adalah pembenahan dari lingkungan keluarganya sendiri.

Khalifah yang dikenal sebagai pemimpin terbaik di masa Dinasti Umayah ini membersihkan semua harta milik keluarganya dan menamakan harta tersebut sebagai kekayaan hasil perbuatan zalim. Suatu hari, Furat bin As-Saib menceritakan bahwa Umar bin Abdul Aziz meminta istrinya untuk memilih antara suaminya atau harta yang dimiliki.

“Pilihlah, kamu kembalikan perhiasan itu ke baitul mal atau izinkan aku berpisah denganmu? Karena aku sangat membenci jika aku, kamu, dan perhiasan itu berada dalam satu rumah,” tegas Umar kepada Fatimah.

Sebagai istri yang salehah, Fatimah dengan tegas menolak untuk berpisah dari suaminya. “Tidak wahai suamiku, aku akan tetap memilih kamu daripada perhiasan ini. Bahkan jika ada yang lebih dari perhiasan ini, aku tetap akan memilihmu,” jawab Fatimah.

Mendengar jawaban tersebut, Umar merasa lega dan kemudian memerintahkan salah seorang pegawainya untuk membawa dan menyimpan perhiasan istrinya itu ke kas negara (baitul mal).

Setelah Umar bin Abdul Aziz meninggal dunia akibat diracun, kepemimpinan Dinasti Umayah dilanjutkan oleh Yazid bin Abdul Malik. Merasa tidak tega kepada Fatimah yang telah menyerahkan semua perhiasannya untuk baitul mal, Yazid menawarkan untuk mengembalikan perhiasan tersebut.

“Jika kamu mau, semua perhiasan itu akan aku kembalikan lagi padamu,” ujar Yazid.

“Tidak, mana mungkin saya menyatakan rela melepas perhiasanku saat suamiku masih hidup namun melepas kerelaan itu ketika ia sudah wafat,” tegas Fatimah kepada Yazid.

Hikmah yang bisa diambil dari kisah ini adalah pentingnya menjaga keluarga dari godaan dunia. Keluarga memiliki peran strategis dalam memengaruhi perilaku seseorang, karena interaksi sehari-hari lebih banyak dilakukan dengan mereka. Ujian kesabaran dan keikhlasan juga seringkali datang dari pihak keluarga. Oleh karena itu, dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan, terutama bagi seorang pemimpin dalam menjalani tugasnya.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 6

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?