- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Sahabat-Sahabat Rasulullah dan Janji Surga

Google Search Widget

Sahabat merupakan orang-orang yang berkumpul dengan Rasulullah saw. dan mengimaninya. Mereka gigih berjuang dan membantu perjuangan dakwahnya. Berkat jasa-jasa mereka, Islam tersebar ke seluruh dunia hingga sampai kepada kita. Menurut As-Sakhawi, jumlah sahabat tidak kurang dari 100.000 orang. Di antara sekian banyak sahabat, terdapat sepuluh orang yang secara terang-terangan dipastikan masuk surga.

Para ulama berpendapat bahwa ini bukan berarti sahabat lainnya tidak mendapat kesempatan surga, tetapi merupakan rahasia Allah. Sembilan nama yang disebutkan Rasulullah saw melalui sahabat Sa’id bin Zaid dalam hadits adalah:

عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ نُفَيْلٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَشَرَةٌ مِنْ قُرَيْشٍ فِي الْجَنَّةٍ أَنَا فِي الْجَنَّةِ، وَأَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ، وَالزُّبَيْرُ فِي الْجَنَّةِ، وَطَلْحَةُ فِي الْجَنَّةِ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الْجَنَّةِ، وَسَعْدُ بْنُ أَبِي وَقَّاصٍ فِي الْجَنَّةِ ثُمَّ سَكَتَ سَعِيدٌ فَقَالُوا مَنِ الْعَاشِرُ؟ فَقَالَ سَعِيدٌ أَنَا

Artinya: Diriwayatkan dari Sa’id bin Zain bin Amr bin Nufail, Rasulullah saw bersabda, “Ada sepuluh orang dari kaum Quraisy yang akan berada di surga. Aku di surga, Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, az-Zubair di surga, Thalhah di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Sa’d bin Abi Waqash di surga,” Sa’id pun berhenti sejenak hingga para sahabat yang menyimak bertanya, “Siapa yang kesepuluhnya?” Sa’id menjawab, “Aku.” Dalam riwayat ini, sembilan sahabat disebutkan karena kesepuluhnya adalah Rasulullah saw sendiri. Sementara dalam riwayat lain, sahabat kesepuluh tersebut adalah Abu Ubaidah bin Jarrah.

Pertanyaannya adalah mengapa mereka secara terang-terangan dikabarkan masuk surga? Jawabannya ada dua. Pertama, Allah telah memilih dan mengutamakan mereka di antara sahabat-sahabat yang lain. Kedua, mereka merupakan teladan umat dalam mengabdikan diri terhadap Islam. Mereka adalah generasi awal yang masuk Islam, para pegiat dakwah, pejuang perang, serta pemimpin yang menggantikan Rasulullah saw setelah beliau wafat.

Dengan demikian, sepuluh nama sahabat yang dijanjikan surga sebagaimana yang disebutkan Rasulullah saw adalah: (1) Abu Bakar ash-Shiddiq (2) Umar bin Khathab (3) Usman bin Affan (4) Ali bin Abi Thalib (5) Zubair bin Awwam (6) Thalhah bin Ubaidillah (7) Abdurrahman bin Auf (8) Sa’d bin Abi Waqash (9) Sa’id bin Zaid bin Amr bin Nufail (10) Abu Ubaidah bin Jarrah.

Mengingat keterbatasan ruang, hanya empat profil singkat dari sepuluh sahabat yang dijanjikan surga yang akan disajikan di sini. Keempat sahabat ini merupakan sosok sentral yang menjabat sebagai Al-Khulafa’ur Rasyidun dan Amirul Mukminin, menggantikan kepemimpinan serta perjuangan dakwah Rasulullah saw setelah beliau wafat.

  1. Abu Bakar Ash-Shiddiq
    Abu Bakar lahir di Mekah pada tahun 574 M. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’b bin Sa’d bin Taim bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay bin Ghalib. Nasab Abu Bakar bertemu dengan nasab Rasulullah saw pada kakeknya.

Pada zaman Jahiliyah, ia dikenal dengan nama Abdul Ka’bah. Setelah memeluk Islam, namanya berubah menjadi Abdullah bin Abu Quhafah dan lebih dikenal sebagai Abu Bakar ash-Shiddiq. Gelar “ash-Shiddiq” diberikan kepadanya karena kejujuran dan keyakinan kuatnya terhadap Rasulullah saw. Gelar lainnya adalah ‘Atiq, karena ketampanannya dan kebebasan dari siksa neraka.

Abu Bakar merupakan khalifah pertama setelah wafatnya Rasulullah saw dan menjabat selama dua setengah tahun (11-13 H/632-634 H). Ia diangkat sebagai khalifah karena sosoknya yang senior, terhormat, zuhud, berwawasan luas, serta memenuhi harapan semua pihak: Anshar dan Muhajirin.

Jasa-jasanya dalam perjuangan Rasulullah saw sangat besar. Ia menjadi pendamping setia Rasulullah saw saat berada dalam gua Tsur, memerdekakan para budak, serta menghabiskan semua hartanya demi kepentingan dakwah Islam. Selama masa kepemimpinannya, ia melawan nabi-nabi palsu, menghadapi kaum murtad, memperluas wilayah Islam, serta menaklukkan negeri Persia dan Syam.

  1. Umar bin Khathab
    Khalifah kedua ini bernama asli Abu Hafsh Umar ibn al-Khathab ibn Nufail ibn Riyah ibn Abdullah ibn Qarht ibn Razah ibn Adi ibn Ka‘b. Ia lahir dan besar di Mekah serta dikenal sebagai prajurit Quraisy yang handal sebelum memeluk Islam.

Umar terkenal tegas dan adil dalam memimpin rakyatnya setelah menjabat sebagai khalifah. Ia memiliki kontribusi besar dalam jihad dan penaklukan wilayah baru seperti Qadisiyah dan Nahawand. Ia juga dikenal sebagai pencetus penanggalan Hijriah dan penghidup shalat tarawih berjamaah.

  1. Usman bin Affan
    Nama lengkapnya adalah Utsman ibn Affan ibn Abi al-‘Ash ibn Umayah ibn Adi Syams ibn Abdi Manaf ibn Qushai al-Umawi al-Qurasyi. Lahir lima tahun setelah kelahiran Nabi saw, Utsman dikenal dengan sifat mulia dan kesucian dirinya.

Utsman memiliki kontribusi besar dalam menyiapkan pasukan perang dan mengorbankan harta kekayaannya untuk kepentingan umat Islam. Ia dinikahkan oleh Nabi saw dengan dua putrinya dan dijuluki “Dzun Nuraian” atau pemilik dua cahaya.

  1. Ali bin Abi Thalib
    Nama lengkapnya adalah Ali ibn Abi Thalib ibn Abdil Muthalib ibn Hasyim ibn Abdi Manaf ibn Qushay. Ali merupakan sepupu Nabi Muhammad saw dan tumbuh dalam asuhan beliau. Ia adalah orang pertama yang beriman kepada Nabi dari kalangan anak-anak.

Ali dikenal sebagai sosok pemberani dan heroik, terutama ketika ia tidur di ranjang Nabi saw pada malam hijrah meskipun tahu akan adanya ancaman pembunuhan terhadap Nabi. Ia banyak meriwayatkan hadits dari Nabi saw dan menjadi salah satu anggota majelis syura pada masa pemerintahan Umar.

Keempat sahabat ini menunjukkan teladan yang luar biasa dalam pengabdian mereka kepada Islam dan merupakan bagian penting dari sejarah perjuangan umat Muslim.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 10

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?