Isra dan Mi’raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad merupakan momen penting yang memperkuat keimanan dan keyakinan terhadap risalah dan ajaran yang dibawanya. Dalam peristiwa ini, Allah SWT tidak hanya menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya, tetapi juga memberikan keistimewaan kepada Rasulullah untuk melihat-Nya.
Syekh Nawawi Banten dalam salah satu kitabnya menjelaskan bahwa ketika Allah memberikan kekuatan kepada Rasulullah untuk melihat-Nya, Rasulullah langsung tersungkur dan bersujud sebagai tanda syukur dan penghormatan. Pada saat itu, Rasulullah berkata, “Aku memenuhi panggilanmu, wahai Tuhan.”
Allah kemudian berkata kepadanya, “Mintalah, engkau akan diberi (apa yang diminta).”
Ketika Allah memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meminta apa saja, Rasulullah berkata, “Ya Allah, Engkau telah menjadikan Nabi Ibrahim sebagai kekasih, berbicara dengan Nabi Musa, memberikan Nabi Sulaiman kerajaan besar, melunakkan besi untuk Nabi Daud, mengajarkan kitab Taurat dan Injil kepada Nabi Isa, serta menjadikannya penolong orang buta dan mampu menghidupkan orang mati atas izin-Mu.”
Allah kemudian menjawab, “Aku telah menjadikanmu sebagai kekasih, mengutusmu kepada semua makhluk sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan. Aku telah membelah dadamu dan meletakkan kebaikan di dalamnya, mengangkat derajatmu, dan menjadikan umatmu sebagai umat pilihan. Umatmu akan menjadi golongan pertama yang dibangunkan dari kubur, orang pertama yang akan dihisab, melewati shirathal mustaqim, dan masuk surga sekalipun mereka adalah umat terakhir dalam penciptaan.”
Allah juga menambahkan, “Aku menjadikan umatmu sebagai umat yang dalam hatinya selalu tertanam ajaran Al-Qur’an, memerintahkan kebaikan dan melarang keburukan. Aku menjadikanmu sebagai nabi pertama dalam penciptaan (nur Muhammad), dan nabi terakhir yang diutus. Aku memberimu as-Sab’u minal Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang) yang tidak pernah diberikan kepada nabi-nabi selainmu. Aku juga memberikan telaga Kautsar kepadamu.”
Allah memberikan delapan kebaikan kepada Nabi Muhammad: Islam, hijrah dari Makkah ke Madinah, jihad, sedekah, shalat, puasa Ramadhan, memerintah kebaikan, dan melarang keburukan. Allah juga menjadikannya sebagai pembuka dalam setiap kebaikan dan penutup bagi para nabi. Allah memberinya bendera yang di bawahnya para nabi lain berada.”
“Sungguh sejak Aku menciptakan langit dan bumi, telah aku wajibkan kepadamu dan umatmu lima puluh shalat dalam setiap hari dan malam,” kata Allah. “Maka kerjakanlah olehmu dan umatmu.”
Menurut Imam Ibnu Katsir ad-Dimisyqi, setelah peristiwa itu kedua mata Rasulullah terhalangi oleh awan. Malaikat Jibril mengambil tangannya dan membawanya pergi dengan cepat. Kemudian, ia menemui Nabi Ibrahim as., tetapi Ibrahim tidak berkata sedikit pun kepadanya. Selanjutnya, ia menemui Nabi Musa as., dan dari sinilah kisah kewajiban shalat lima puluh waktu menjadi lima waktu.
Setelah bertemu dengan Nabi Musa, Rasulullah menjelaskan bahwa dirinya telah mendapatkan perintah kewajiban shalat sebanyak lima puluh dalam setiap hari dan malam. Mendengar jawaban itu, Nabi Musa langsung menyuruhnya untuk kembali menghadap Allah dan memohon keringanan karena umatnya tidak akan mampu mengerjakannya.
Atas saran Nabi Musa tersebut, Rasulullah kembali mendatangi Allah bersama malaikat Jibril untuk memohon keringanan. Allah kemudian mengurangi kewajiban shalat menjadi empat puluh. Kisah ini terus berlanjut hingga akhirnya kewajiban shalat menjadi lima waktu.
Setelah kewajiban shalat menjadi lima waktu, Nabi Musa kembali menyuruh Rasulullah untuk meminta keringanan lagi. Namun, Rasulullah menjawab bahwa dia malu kepada Allah untuk meminta lebih banyak keringanan lagi.
Shalat lima waktu menjadi momentum terakhir bagi Rasulullah dengan Allah sebelum kembali ke Makkah. Dalam perjalanan pulangnya, Rasulullah bertanya kepada malaikat Jibril tentang sesuatu yang ia temukan: senyuman malaikat Malik.
Rasulullah mengatakan kepada Jibril bahwa semua malaikat yang ditemuinya gembira menyambutnya dan tersenyum kecuali satu malaikat yang hanya tersenyum sekali lalu tidak tersenyum lagi. Malaikat Jibril menjelaskan bahwa malaikat tersebut adalah malaikat Malik, penjaga neraka Jahannam. Dia tidak pernah tersenyum sejak pertama kali diciptakan kecuali ketika bertemu dengan Rasulullah.
Kisah ini mengajarkan bahwa siapa pun yang memiliki kedekatan khusus dengan Allah akan diberikan apa saja yang diminta olehnya. Semoga kita bisa meningkatkan spiritualitas dan menambah ibadah serta ketaatan di bulan terjadinya Isra Mi’raj ini. Amin.