Dalam kajian sirah nabawiyah, terdapat beberapa kitab sejarah yang menjadi rujukan utama dan membahas secara spesifik kisah hidup Nabi Muhammad saw. Penjelasan ini merujuk pada pandangan Syekh Musthafa as-Siba’i dalam karya beliau, As-Sirah An-Nabawiyah Durus wa ‘Ibar.
Pada awalnya, para sahabat Nabi meriwayatkan data historis mengenai kehidupan Rasulullah kepada generasi berikutnya. Di antara mereka, beberapa sahabat menekuni bidang ini dengan lebih mendalam. Seiring berjalannya waktu, tabi’in senior mulai menukil dan menuliskan riwayat tersebut dalam lembaran-lembaran. Beberapa di antaranya adalah Aban bin Utsman bin Affan (w. 105 H) dan Urwah bin Zubair bin Awwam (w. 93 H).
Dari kalangan tabi’in junior, muncul tokoh-tokoh seperti Abdullah bin Abu Bakar Al-Anshari (w. 135 H), Muhammad bin Muslim bin Syihab Az-Zuhri (w. 124 H) yang diberi mandat oleh Khalifah Umar bin Khattab untuk menghimpun hadits-hadits Nabi, dan ‘Ashim bin ‘Amr bin Qatadah Al-Anshari (w. 129 H).
Generasi berikutnya melahirkan beberapa ulama yang menulis kitab khusus mengenai sirah nabawiyah. Salah satu yang paling terkenal dari generasi pertama adalah Muhammad bin Ishaq bin Yassar (w. 152 H). Mayoritas ulama dan pakar hadits sepakat bahwa riwayat-riwayat Muhammad bin Ishaq dapat dipercaya, kecuali yang diperolehnya dari Malik dan Hisyam bin Urwah bin Zubair karena keduanya memiliki masalah pribadi dengan Ibnu Ishaq.
Ibnu Ishaq menulis kitab Al-Maghazi dari hadits-hadits yang ia kumpulkan di Madinah dan Mesir. Sayangnya, kitab tersebut tidak lagi ditemukan hari ini. Namun, isi kitab tersebut masih terselamatkan dan diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam melalui gurunya, Syekh Ziyad al-Bakka’i, yang merupakan murid terkenal Ibnu Ishaq.
Syekh Musthafa as-Siba’i mencatat setidaknya ada tiga kitab yang menjadi rujukan utama dalam kajian sirah nabawiyah dan masih bisa diakses hingga sekarang, yaitu As-Sirah an-Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, Thabaqat Ibni Sa’ad karya Ibnu Sa’ad, dan Tarikh ath-Thabari karya Ibnu Jarir ath-Thabari. Berikut ulasan singkat ketiga kitab tersebut:
Sirah Ibnu Hisyam Ibnu Hisyam, atau nama lengkapnya Abu Muhammad Abdul Malik bin Ayub al-Himyari, tumbuh besar di Bashrah dan wafat pada tahun 213 H atau 218 H. Kitab As-Sirah an-Nabawiyah yang ditulisnya merupakan ringkasan dari karya Ibnu Ishaq, tetapi sudah melalui penelitian ilmiah yang matang. Kitab ini membahas kehidupan Nabi Muhammad dari kelahirannya hingga wafatnya, dengan menghindari syair-syair Arab dan riwayat-riwayat yang dianggap tidak memiliki sanad kuat.
Thabaqat Ibnu Sa’ad Ibnu Sa’ad, atau nama lengkapnya Muhammad bin Sa’ad bin Mani’ az-Zuhri, lahir di Bashrah pada tahun 168 H dan wafat di Baghdad pada tahun 230 H. Ia merupakan sekretaris Muhammad bin Umar al-Waqidi (w. 207 H), sejarawan kondang dalam kajian Al-Maghazi wa as-Siyar. Kitab Ath-Thabaqat yang ditulisnya menjelaskan para sahabat dan tabi’in beserta suku dan tempat tinggal mereka. Kitab ini termasuk sumber sejarah utama yang sangat kredibel, terutama terkait sahabat dan tabi’in.
Tarikh Ath-Thabari Ath-Thabari, atau nama lengkapnya Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari (w. 310 H), merupakan imam, pakar fiqih, ahli hadits, dan penggagas salah satu mazhab fiqih. Kitab At-Tarikh yang ditulisnya tidak hanya membahas sejarah hidup Nabi Muhammad saw tetapi juga sejarah umat-umat sebelumnya. Meski kitab ini memiliki kualitas periwayatan yang cukup terpercaya, terdapat beberapa riwayat dha’if atau bathil karena melalui jalur rawi yang dinilai kurang representatif seperti Abu Mikhnaf, seorang sejarawan pengikut Syiah fanatik.
Setelah ketiga kitab di atas, muncul kitab-kitab lain yang membahas sejarah hidup Nabi saw dengan lebih detail, seperti kategori dalail an-nubuwah, syamail al-muhammadiyah, al-maghazi, dan sebagainya.