Bulan Rabiul Awal menjadi saksi sejarah yang tak terlupakan bagi umat Islam di seluruh dunia. Pada bulan ini, lahir Nabi Muhammad saw, manusia paling mulia dan terakhir dari para nabi. Meskipun dakwahnya berlangsung singkat, beliau berhasil mengalahkan pencapaian nabi-nabi sebelumnya. Bahkan, ketika Nabi Musa as mendengar tentang kemuliaan Nabi Muhammad, ia memohon kepada Allah agar dijadikan bagian dari umatnya.
Sebagai umat Islam, adalah kewajiban kita untuk mensyukuri berbagai nikmat yang telah diberikan Allah swt, di antaranya adalah nikmat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Dengan risalah yang beliau sampaikan, kita dapat hidup dalam keimanan yang jauh dari kemusyrikan. Kehadiran beliau juga menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.
Bulan ini menjadi momentum yang tepat bagi umat Islam untuk menambah rasa cinta dan mahabbah kepada Nabi Muhammad. Ada beberapa cara untuk mengaplikasikan rasa cinta tersebut, antara lain: (1) memperbanyak membaca shalawat, (2) mempelajari kisah hidupnya, dan (3) memahami sikap-sikap serta etikanya yang sangat mulia.
Salah satu ayat Al-Qur’an yang menggambarkan sifat-sifat mulia Nabi Muhammad terdapat dalam surat At-Taubah ayat 128:
لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بالمؤمنين رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya, “Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman” (QS. At-Taubah [9]: 128).
Dalam ayat tersebut, Allah swt menggambarkan beberapa sifat dan karakter mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, yaitu: (1) min anfusikum; (2) azizun; (3) harishun; (4) raufun; dan (5) rahimun.
Pertama, min anfusikum (dari kaummu sendiri). Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi dalam tafsirnya menyatakan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang merupakan manusia biasa. Ini penting untuk menanggapi anggapan sebagian orang yang berpikir bahwa beliau berasal dari jenis malaikat, sehingga tidak ada teladan dalam hidupnya. Meskipun lahir dari Suku Quraisy dengan kebangsaan Arab, beliau diutus untuk seluruh umat manusia.
Imam Ibn Katsir berpendapat bahwa orang-orang Arab seharusnya tidak mengingkari risalah Nabi Muhammad, karena mereka sudah mengetahui tentang nasab dan karakter beliau yang mulia serta akhlak yang terpuji.
Kedua, azizun (berat terasa olehnya). Potongan ayat ini menunjukkan besarnya cinta Nabi Muhammad kepada umatnya. Semua kesengsaraan dan kesulitan yang dialami umatnya juga dirasakan oleh beliau. Hal ini ditegaskan oleh Syekh Syihabuddin al-Alusi, yang mengatakan bahwa beban penderitaan umat menjadi beban bagi Rasulullah.
Ketiga, harishun (sangat menginginkan keimanan). Imam Fakhruddin ar-Razi menjelaskan bahwa dalam diri Rasulullah terdapat keinginan yang tinggi untuk memberikan kebaikan kepada semua umat manusia dan menghapuskan segala bentuk kesyirikan.
Keempat dan kelima, raufun rahimun (penyantun dan penyayang). Di akhir ayat, Allah menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah sosok yang sangat santun dan penyayang. Sikap kasih sayang beliau tidak hanya ditunjukkan kepada umat Islam yang taat, tetapi juga kepada mereka yang berdosa.
Dengan memahami lima sifat mulia Rasulullah dalam surat At-Taubah ayat 128, semoga kita dapat menjadikannya teladan dan semakin menambah kecintaan kepada beliau, terutama di bulan Rabiul Awal ini.