- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Riwayat Nabi Muhammad: Masa Prakelahiran

Google Search Widget

Riwayat Nabi Muhammad dapat dipaparkan melalui beberapa fase, termasuk masa prakelahiran, masa prakenabian, dan masa kenabian. Dalam tulisan ini, fokus akan diberikan pada masa prakelahiran beliau. Al-Qur’an menegaskan bahwa para nabi telah mengikat janji untuk percaya dan membela Nabi Muhammad SAW. M. Quraish Shihab dalam karyanya menyebutkan bahwa Allah telah mengambil perjanjian dari para nabi, yang dinyatakan dalam QS Ali ‘Imran [3]: 81.

Dalam ayat tersebut, Allah berfirman bahwa jika seorang Rasul (Muhammad) datang dan membenarkan kitab dan hikmah yang telah diberikan kepada mereka, mereka harus beriman kepadanya dan menolongnya. Hal ini menunjukkan rencana Allah untuk Nabi Muhammad jauh sebelum kelahiran beliau.

Kematian ayah beliau sebelum kelahiran, kepergiannya ke pedesaan menjauhi ibunya, serta ketidakmampuan beliau membaca dan menulis, dianggap oleh sebagian pakar sebagai strategi Tuhan untuk mempersiapkan beliau sebagai utusan-Nya kepada seluruh umat manusia.

Beberapa ulama meyakini bahwa pemilihan atribut tertentu terkait dengan Nabi Muhammad bukanlah kebetulan. Contohnya, bulan lahir, hijrah, dan wafatnya yang terjadi pada bulan Rabi’ul Awal. Nama beliau, Muhammad (yang terpuji), ayahnya Abdullah (hamba Allah), ibunya Aminah (yang memberi rasa aman), kakeknya Abdul Muththalib bernama Syaibah (orang tua yang bijaksana), dan pelayan ibunya saat melahirkan bernama Asy-Syifa’ (yang sempurna dan sehat), serta yang menyusukannya adalah Halimah As-Sa’diyah (yang lapang dada dan mujur), semuanya memberi indikasi akan keistimewaan Nabi Muhammad SAW.

Lebih lanjut, Al-Qur’an surat Al-A’raf [7]: 157 menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW dikenal oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, karena nama beliau tertulis dalam Taurat dan Injil. Hal ini juga dapat ditemukan dalam Perjanjian Lama, Kitab Ulangan 33 ayat 2 yang menyinggung kedatangan Tuhan dari Torsina dan Gunung Paran.

Gunung Paran, menurut Kitab Perjanjian Lama, terkait dengan Nabi Ismail dan ibunya Hajar yang memperoleh air (Zam-Zam) di Makkah. Ini menunjukkan bahwa Makkah adalah tempat yang disebutkan dalam Kitab Ulangan tersebut sebagai tempat terpancarnya wahyu Ilahi bagi Nabi Muhammad SAW. Sejarah mencatat bahwa beliau adalah satu-satunya Nabi dari Makkah.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 146 menyatakan bahwa mereka mengenali Nabi Muhammad SAW, sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka. Abdullah bin Salam, seorang mantan penganut Yahudi yang masuk Islam, pernah menyatakan bahwa mereka lebih mengenal dan lebih yakin tentang kenabian Muhammad SAW daripada pengenalan mereka terhadap anak-anak mereka.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 10

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?