- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Wahyu Pertama di Gua Hira dan Masa Vakum

Google Search Widget

Wahyu pertama kali turun di Gua Hira, dan saat itu Rasulullah SAW yang pertama kali bertemu dengan Jibril merasakan panik dan ketakutan. Sayyidah Khadijah, istri tercintanya, berhasil menenangkan beliau. Namun, tidak lama setelah itu, wahyu terhenti, yang membuat Nabi SAW bingung dan merasa ada yang tidak beres dengan dirinya.

Para ulama berbeda pendapat mengenai lamanya wahyu tidak turun. Sebagian menyatakan tiga tahun, sementara yang lain mengatakan kurang dari itu. Menurut Syekh Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi, pendapat yang paling kuat adalah riwayat dari Imam al-Baihaqi, yang menyatakan bahwa wahyu tidak turun selama enam bulan. Sebaliknya, Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri berpendapat bahwa masa vakum wahyu hanya berlangsung selama beberapa hari, dan menolak riwayat yang menyebutkan masa vakum hingga dua atau tiga tahun.

Dalam Kitab at-Ta’bîr, Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa wahyu mengalami masa vakum yang membuat Nabi SAW sangat sedih, bahkan hingga berulang kali mencoba untuk terjun dari puncak gunung. Namun setiap kali beliau sampai di sana, Jibril muncul dan menegaskan bahwa beliau adalah utusan Allah, yang memberikan ketenangan dalam diri beliau.

Kekhawatiran Rasulullah SAW atas tertundanya wahyu akhirnya sirna saat beliau kembali berjumpa dengan malaikat Jibril. Kali ini, penampilan malaikat tersebut sangat luar biasa, memenuhi langit dan bumi. Malaikat itu menyampaikan pesan Allah dan membacakan Surat al-Muddatsir ayat 1-2.

Hikmah dari masa vakum wahyu ini sangat beragam. Pertama, masa tersebut menjadi jeda bagi Nabi SAW untuk beristirahat. Menerima wahyu bukanlah hal yang mudah; kondisi beliau saat menerima wahyu sering kali terlihat berat dan melelahkan. Dalam hal ini, masa vakum berfungsi sebagai waktu untuk menenangkan diri.

Kedua, masa vakum juga mempertegas autentisitas wahyu. Kafir Quraisy yang skeptis terhadap wahyu menganggapnya sebagai bisikan hati saja. Kekhawatiran Nabi SAW selama masa vakum menunjukkan betapa pentingnya wahyu tersebut bagi beliau, mengukuhkan bahwa wahyu itu benar-benar berasal dari Allah dan bukan hasil khayalan.

Dengan demikian, terputusnya wahyu untuk sementara waktu ini justru menguatkan keyakinan akan keaslian wahyu ilahi, menegaskan bahwa wahyu diturunkan sesuai dengan kehendak Allah semata.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 5

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?