- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Sejarah Penetapan Kalender Hijriyah

Google Search Widget

Umar bin Khattab (586-644 M) dikenal sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam, terutama dalam penginisiasian kalender hijriyah. Sebagai khalifah kedua, peran Umar sangat penting dalam menentukan awal tahun baru Islam, yang kini kita kenal sebagai tahun hijriyah.

Michael H. Hart mengakui pengaruh Umar bin Khattab dengan menempatkannya di urutan ke-51 dalam daftar 100 tokoh paling berpengaruh dalam sejarah. Hart menyoroti penaklukan besar yang dilakukan oleh Arab di bawah kepemimpinan Umar, yang lebih merupakan gerakan nasionalis dibandingkan perang suci.

Dalam catatan sejarah, Umar bin Khattab adalah khalifah pertama yang menerima gelar ‘Amirul Mukminin’ dan juga yang menetapkan peristiwa hijrah sebagai awal tahun penanggalan Islam. Di bawah kepemimpinannya dari 634 hingga 644 M, ia menjadi kepala negara pertama dalam Islam yang mendirikan Baitul Mal, menghidupkan tradisi shalat tarawih berjamaah, dan melakukan patroli malam untuk memastikan keamanan masyarakatnya.

Suatu ketika, Abu Musa Al-Asy’ari menulis surat kepada Umar bin Khattab dan mengeluhkan bahwa surat-surat yang diterimanya tidak mencantumkan tanggal. Umar kemudian mengundang para sahabat untuk berdiskusi mengenai masalah penanggalan ini. Dalam musyawarah tersebut, beberapa sahabat mengusulkan agar penanggalan didasarkan pada pengangkatan kenabian Nabi Muhammad SAW. Namun, Umar memilih untuk menjadikan hijrah sebagai acuan karena peristiwa tersebut memisahkan antara yang hak dan batil.

Dalam menentukan bulan pertama, berbagai usulan muncul. Beberapa sahabat menyarankan bulan Ramadhan, tetapi Umar memilih untuk memulai dari bulan Muharram, karena merupakan waktu di mana orang-orang bergegas untuk melaksanakan ibadah haji. Kesepakatan ini terjadi pada tahun 17 H, atau tahun keempat masa kepemimpinan Umar.

Riwayat lain menyebutkan bahwa Umar juga mengumpulkan sahabat untuk mendiskusikan penanggalan berdasarkan hari hijrah Nabi Muhammad. Sayyidina Ali mengusulkan agar penanggalan dimulai dari hari pertama hijrah, dan pendapat ini diterima oleh Umar.

Ada pula riwayat yang menyatakan bahwa seorang utusan dari Yaman membawa informasi mengenai sistem penanggalan yang digunakan di sana. Umar menyambut baik ide tersebut dan mengumpulkan para sahabat untuk membahas penanggalan. Berbagai usulan muncul, mulai dari kelahiran Nabi hingga hari wafatnya. Namun, Utsman bin Affan mengusulkan agar penanggalan dimulai dari bulan Muharram, karena itu adalah bulan haram dan merupakan waktu pelaksanaan ibadah haji.

Musyawarah mengenai penentuan kalender hijriyah juga berlangsung pada bulan Rabiul Awwal 17 H. Dari berbagai riwayat, dapat disimpulkan bahwa peran penting dalam penetapan awal tahun baru Islam melibatkan Umar, Utsman, dan Ali bin Abi Thalib.

Akhirnya, ide penetapan kalender hijriyah muncul setelah Umar menerima dokumen tanpa tanggal. Ia menegur situasi tersebut dan menyerukan agar penanggalan diatur sesuai dengan sesuatu yang sudah dikenal oleh masyarakat. Dengan demikian, perjalanan panjang dan penuh pertimbangan ini membawa kita pada sistem penanggalan yang kita gunakan hingga saat ini.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 9

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?