- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Perang Khandaq: Strategi Cerdas dan Pertolongan Allah

Google Search Widget

Di antara peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada bulan Syawal adalah Perang Khandaq, yang berlangsung pada tahun kelima Hijriah. Perang ini memperkuat posisi umat Islam dalam konstelasi politik suku-suku Arab. Dalam perang ini, 3.000 personel umat Islam bertempur melawan koalisi kaum kafir yang berjumlah 10.000, bahkan menurut Syekh Wahbah Zuhaili, jumlah pasukan kafir mencapai 15.000. Mereka terdiri dari orang-orang Quraisy, kaum Yahudi, dan beberapa kelompok lainnya yang terlibat dalam konspirasi.

Perang Khandaq dipicu oleh ajakan orang-orang Yahudi kepada beberapa suku besar, dipicu oleh rasa iri dan penghinaan ketika melihat perkembangan pesat umat Islam dalam menyebarkan agama mereka. Kaum Yahudi berusaha untuk mengumpulkan kekuatan dan merencanakan serangan terhadap kaum Muslimin.

Syekh Wahbah Zuhaili menulis bahwa sebagian dari Bani Nudair dan Bani Quraidhah pergi ke Makkah dan mengajak orang Quraisy untuk memerangi Rasulullah ﷺ. Mereka meyakinkan suku-suku lain untuk bersatu membentuk pasukan di bawah kepemimpinan Abu Sufyan.

Rencana jahat tersebut sampai ke telinga kaum Muslimin, dan Rasulullah ﷺ mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Dalam musyawarah itu, Salman al-Farisi mengusulkan agar mereka menggali parit di utara kota Madinah. Parit ini akan menjadi penghalang bagi pasukan musuh yang akan menyerang. Usulan tersebut disetujui oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabat, mengingat jumlah pasukan musuh yang sangat besar.

Di bawah terik matahari, Rasulullah ﷺ dan para sahabat menggali parit dengan panjang mencapai sekitar 3 kilometer, lebar 4-6 meter, dan kedalaman 5,5 meter. Yang patut dicontoh adalah bahwa Rasulullah ﷺ tidak hanya memerintahkan tetapi juga ikut serta dalam penggalian hingga selesai.

Ketika pasukan Quraisy tiba di Madinah, mereka terkejut melihat parit yang menghadang jalan mereka. Berbagai usaha dilakukan untuk menerobos parit, tetapi semua gagal. Mereka menganggap parit tersebut sebagai tipu daya yang tak pernah dibuat oleh orang Arab. Bentrokan pun terjadi, namun banyak dari mereka yang terluka atau tewas saat mencoba menerobos.

Sebelum pertempuran dimulai, ketakutan menyelimuti Rasulullah ﷺ dan para sahabat. Namun, Nu’aim bin Mas’ud dari Bani Ghatafan datang kepada Rasulullah ﷺ dan mengungkapkan keislamannya, tanpa diketahui kaumnya. Ia diinstruksikan untuk mengacaukan rencana musuh dengan cara membujuk mereka agar tidak melanjutkan serangan. Nu’aim berhasil meyakinkan Bani Quraidhah untuk tidak membantu Quraisy tanpa jaminan dari pemuka mereka.

Setelah itu, Nu’aim pergi ke kubu Quraisy dan Ghatafan dan berhasil menyebarkan keraguan di antara mereka tentang kesetiaan Bani Quraidhah. Ia mengatakan bahwa Bani Quraidhah menyesal memutuskan perjanjian dengan Nabi Muhammad dan berjanji akan membantu melawan pasukan Ahzab.

Ketika Nu’aim yakin bahwa pasukan Ahzab tidak akan menyerang, ia bergabung dengan kaum Muslimin. Pertolongan Allah yang dijanjikan kepada Rasulullah ﷺ datang dalam bentuk badai pasir yang menghancurkan tenda-tenda musuh dan menakut-nakuti hewan tunggangan mereka. Akhirnya, mereka memutuskan untuk menghentikan pengepungan dan kembali dengan kekalahan yang memalukan.

Kejadian ini menunjukkan kebenaran firman Allah yang menjanjikan kemenangan bagi nabi-Nya. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman bahwa Dia mengirimkan angin dan bala tentara yang tidak terlihat untuk membantu kaum Muslimin. Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa angin yang datang adalah angin saba yang sangat dingin dan kuat, yang berperan dalam membinasakan pasukan Ahzab.

Perang Khandaq tidak hanya menjadi bukti kekuatan strategi dan kepercayaan kaum Muslimin kepada Allah, tetapi juga menunjukkan bahwa dengan persatuan dan kerja keras, kemenangan dapat diraih meskipun menghadapi tantangan besar.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?