- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Fatimah Al-Fihri: Teladan Perempuan Pembangun Peradaban

Google Search Widget

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih, generasi muda perlu mengingat sejarah penting mengenai Tokoh Pembangun Peradaban, khususnya dalam bidang pendidikan, yaitu Fatimah Al-Fihri. Sosok perempuan yang gigih menjadi duta kebaikan dari Kairouan, Tunisia ini layak untuk dipelajari dan dicontoh oleh generasi muda masa kini. Ketika ditanya tentang idola yang harus diteladani, Fatimah Al-Fihri sepatutnya menjadi jawaban utama.

Fatimah binti Muhammad Al-Fihri Al-Qurayshi adalah seorang tokoh perempuan Islam yang mendirikan Universitas pertama di Maroko dan sekaligus Universitas kedua tertua di dunia setelah Universitas Az Zaitunah di Tunisia (737 M). Lembaga pendidikan yang didirikan oleh Fatimah Al-Fihri adalah Universitas Al-Qarawiyyin (859 M) yang terletak di kota Fes, Maroko.

Kisah hidupnya dimulai ketika ia dan keluarganya, sebagai imigran dari Kairouan yang dilanda pemberontakan, hijrah ke kota Fes, Maroko. Sekitar 2000 keluarga, termasuk keluarga Al-Fihri, meninggalkan Kairouan demi mencari kehidupan yang lebih baik.

Warisan keteladanan Fatimah Al-Fihri akan selalu dikenang. Kisah nyata tentang kedermawanan, kesederhanaan, semangat menebar manfaat, dan komitmen melaksanakan ajaran agama akan selalu diingat. Ia meyakini bahwa sedekah jariyah akan memberikan pahala yang terus mengalir meski ia telah tiada.

Fatimah memutuskan untuk mewakafkan sebagian besar harta warisannya dari ayahnya, Muhammad Al-Fihri, untuk mendirikan Masjid Al-Qarawiyyin. Masjid ini kemudian menjadi cikal bakal Universitas pertama di Maroko dan gerbang pendidikan dunia. Dengan harta yang dimilikinya, Fatimah membangun lembaga pendidikan besar yang kini dikenal sebagai Universitas Al-Qarawiyyin di Fes, Maroko.

Setelah hijrah ke Fes, Fatimah dan keluarganya sukses dalam bisnis dan menjadi salah satu pebisnis ternama. Meskipun kaya, mereka tetap dermawan dan sering menggelar kegiatan amal untuk membantu kaum dhuafa dan fakir miskin.

Dengan kecerdasan dan ketulusan hatinya, Fatimah Al-Fihri membangun Universitas Al-Qarawiyyin pada tahun 859 M. Selama proses pembangunan, ia menjalani ibadah puasa setiap hari, dan semua biaya berasal dari kantong pribadinya tanpa mengambil material dari orang lain.

Al-Qarawiyyin menarik perhatian para sarjana dan cendekiawan dari berbagai penjuru dunia. Kajian ilmu berlangsung di sana, dengan penuntut ilmu datang dari Maroko, negara-negara Arab, Eropa, Amerika, bahkan seluruh dunia. Dalam waktu singkat, Fes menjadi sejajar dengan pusat ilmu seperti Cordoba dan Baghdad.

Universitas Al-Qarawiyyin yang didirikan oleh Fatimah Al-Fihri menjadi inspirator bagi lahirnya banyak universitas ternama lainnya di dunia, termasuk Al-Azhar University di Kairo, Harvard University di Amerika Serikat, Oxford University di Inggris, Cambridge University, Bologna University di Italia, dan Paris University di Prancis pada abad ke-12 M. Sumbangsih monumental Fatimah dalam dunia pendidikan Islam tidak akan pernah terlupakan.

Motivasi Fatimah Al-Fihri dalam mendirikan universitas adalah untuk memastikan bahwa harta ayahnya bermanfaat di dunia dan menjadi amal saleh yang terus mengalir hingga akhirat. Ia ingin mencetak generasi cerdas melalui pendidikan. Banyak pakar ilmu pengetahuan belajar di Al-Qarawiyyin, termasuk cendekiawan Muslim seperti Ibnu Khaldun dan filsuf Yahudi Maimonides (Ibn Maimun).

Fatimah Al-Fihri meninggalkan warisan berharga bagi umat Muslim di seluruh dunia. Hingga kini, namanya tetap harum abadi, sekokoh masjid dan universitas yang ia bangun. Ada beberapa pelajaran penting dari Fatimah Al-Fihri:

  1. Menggunakan harta kekayaan untuk amal sholeh yang berdampak positif bagi banyak orang di dunia dan bermanfaat di akhirat.
  2. Memiliki visi dan tujuan besar untuk mencetak generasi cerdas dengan membangun lembaga pendidikan.
  3. Menjadikan dunia sebagai ladang untuk menanam kebaikan sehingga bisa memanen pahala di akhirat.

Pelajaran dari Fatimah Al-Fihri sejalan dengan sabda Rasulullah SAW bahwa ketika seseorang meninggal, amalnya terputus kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.

Dunia sangat merindukan sosok penerus hebat seperti Fatimah Al-Fihri. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kehidupannya dan melanjutkan perjuangan untuk menjadi duta kebaikan serta penebar manfaat dalam masyarakat.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 10

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?