Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq merupakan salah satu dari generasi pertama yang memeluk Islam (assabiqunal awwalun) dan dikenal sebagai pria pertama yang mengucapkan dua kalimat syahadat, setelah Nabi Muhammad. Sebagai sahabat terdekat Nabi Muhammad, Abu Bakar selalu mendukung dan percaya pada setiap ajaran yang disampaikan, tanpa ragu sedikit pun. Ia bahkan rela mengorbankan seluruh hartanya demi kepentingan dakwah Islam.
Sepanjang hidupnya, Abu Bakar pernah menikahi empat perempuan, baik sebelum maupun sesudah Islam. Berikut adalah penjelasan mengenai istri-istrinya:
Istri-istri Abu Bakar as-Shiddiq:
- Qutailah binti Abdul Uzza: Menurut Muhammad Husain Haekal dalam bukunya, Abu Bakar menikahi Qutailah di usia muda. Dari pernikahan ini, mereka memiliki dua anak, Abdullah dan Asma. Sayangnya, pernikahan tersebut tidak berlangsung lama dan mereka bercerai pada masa jahiliyah. Terdapat perbedaan pendapat mengenai apakah Qutailah memeluk Islam. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa ia tetap musyrik ketika Abu Bakar dan anak-anaknya menerima seruan Nabi Muhammad. Dalam salah satu kisah, saat gencatan senjata antara pasukan Muslim dan musyrik, Qutailah memberikan hadiah kepada putrinya, Asma, meski Asma awalnya menolak karena ibunya masih musyrik. Namun, setelah nasihat dari Nabi Muhammad, Asma menerima pemberian tersebut.
- Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir: Nama aslinya adalah Zainab binti Abd dari Bani Kinanah. Sebelum menikah dengan Abu Bakar, Ummu Ruman telah memiliki seorang putra bernama Tufail bin Abdullah dari suaminya yang sebelumnya, Abdullah bin Haris, yang meninggal. Abu Bakar menikahi Ummu Ruman saat zaman jahiliyah. Berbeda dengan istri pertama, Ummu Ruman memeluk Islam dan ikut berhijrah ke Madinah bersama Abu Bakar. Mereka memiliki dua anak, Abdurrahman dan Aisyah, dan Ummu Ruman wafat pada tahun ke-6 hijriah.
- Habibah binti Kharijah: Dalam upaya mempererat solidaritas antara kaum Muhajirin dan Anshar, Nabi Muhammad mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah bin Zaid bin Abu Zuhair dari Anshar Bani Khazraj. Dari sini, Abu Bakar menikahi Habibah, putri Kharijah. Habibah tinggal di Sunhi dan menemani Abu Bakar pada saat Nabi Muhammad menghembuskan nafas terakhirnya di tahun ke-11 Hijriyah. Dari pernikahan ini, mereka memiliki seorang putri bernama Ummu Kultsum yang lahir setelah Abu Bakar wafat.
- Asma binti Umais: Sebagai seorang muhajirat dari Bani Khats’am, Asma sebelumnya adalah istri Ja’far bin Abu Thalib yang gugur dalam Perang Mu’tah pada tahun ke-8 Hijriyah. Pada awal tahun ke-10 H, Abu Bakar menikahi Asma binti Umais dan mereka memiliki seorang anak bernama Muhammad. Setelah Abu Bakar wafat, Asma menikah lagi dengan Ali bin Abi Thalib.
Dari keempat pernikahan tersebut, Abu Bakar memiliki enam anak; tiga laki-laki dan tiga perempuan:
- Abdurrahman: Anak tertua Abu Bakar ini tidak langsung memeluk Islam saat ayahnya menerima seruan Nabi Muhammad. Ia bahkan berperang di pihak musyrik dalam Perang Badar dan Uhud hingga akhirnya masuk Islam setelah Perjanjian Hudaibiyah. Abdurrahman dikenal berani dan berperan penting dalam beberapa pertempuran.
- Abdullah bin Abu Bakar: Abdullah masuk Islam di masa-masa awal kenabian dan memiliki peranan penting saat Nabi Muhammad dan ayahnya hijrah ke Madinah. Ia ditugaskan oleh Abu Bakar untuk kembali ke Makkah untuk menghimpun informasi mengenai rencana musyrik Quraisy. Abdullah wafat ketika ayahnya menjadi khalifah.
- Muhammad bin Abu Bakar: Muhammad lahir ketika ayahnya wafat dan dibesarkan oleh ibunya yang menikah dengan Ali bin Abi Thalib. Ia kemudian menjadi Gubernur Mesir saat Ali menjadi khalifah.
- Asma binti Abu Bakar: Dikenal dengan julukan Dzatu al-Nithaqain karena mengorbankan selendangnya untuk membawa makanan bagi Nabi Muhammad dan ayahnya saat mereka bersembunyi di Gua Tsur. Asma menikah dengan Zubair bin Awwam dan melahirkan Abdullah bin Zubair.
- Aisyah binti Abu Bakar: Aisyah adalah istri ketiga Nabi Muhammad yang dikenal cerdas dan berwawasan luas. Ia menguasai banyak ilmu dari Nabi dan memiliki 2.210 sanad hadits yang menjadi rujukan hukum Islam. Aisyah wafat pada malam Selasa, 17 Ramadhan tahun 58 H dalam usia 63 tahun.
- Ummu Kultsum: Ia tidak pernah bertemu dengan Abu Bakar karena lahir setelah sang ayah wafat. Ummu Kultsum menikah dengan Thalhah bin Ubaidillah dan setelah kematian Thalhah, ia menikah lagi dengan Abdurrahman bin Ubaidillah.
Kisah hidup Abu Bakar as-Shiddiq menggambarkan dedikasi dan pengorbanan yang luar biasa dalam mendukung dakwah Islam serta perannya sebagai kepala keluarga yang memiliki anak-anak yang terhormat dalam sejarah Islam.