Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang mencintai aktivitas kerja dan mendorong sahabat-sahabatnya untuk berusaha. Dalam salah satu haditsnya, beliau menyatakan bahwa makanan terbaik adalah hasil dari jerih payah sendiri, bukan dari pemberian orang lain, apalagi berasal dari meminta-minta.
Sepanjang hidupnya, Nabi Muhammad menjalani beberapa jenis pekerjaan. Pekerjaan pertama yang digelutinya adalah menggembala kambing. Saat berada di kampung Bani Sa’d, beliau menggembala kambing bersama saudaranya di bawah asuhan Sayyidah Halimah as-Sa’diyah. Ketika berusia delapan tahun, Nabi Muhammad, yang saat itu diasuh oleh pamannya Abu Thalib setelah kehilangan ibunda dan kakeknya, mengungkapkan keinginannya untuk bekerja menggembala kambing. Awalnya, Abu Thalib dan istrinya, Fatimah binti Asad, merasa terkejut dan berusaha melarangnya. Namun, tekad Nabi Muhammad yang kuat membuat mereka tidak bisa membendung keinginannya. Akhirnya, Abu Thalib menghubungi temannya dari Quraisy yang memiliki banyak kambing agar dapat digembalakan oleh Nabi Muhammad. Sang bibi juga memberikan perhatian dengan menyiapkan bekal makanan sebelum Nabi berangkat bekerja.
Ada tiga alasan mengapa Nabi Muhammad kecil memilih untuk menggembala kambing. Pertama, untuk membantu meringankan beban ekonomi Abu Thalib yang hidup dalam kesederhanaan dan kekurangan, terutama dengan delapan anak yang harus dia tanggung. Nabi Muhammad mulai menyadari kondisi ekonomi pamannya yang memprihatinkan dan bertekad untuk membantu dengan menggembala kambing. Kedua, pekerjaan ini tidak memerlukan modal, sehingga sangat cocok bagi beliau yang masih muda dan tanpa modal. Ketiga, beliau menikmati kebebasan di padang yang luas, di mana ia dapat merenungkan banyak hal tanpa gangguan. Nabi Muhammad menjadi penggembala kambing selama kurang lebih empat tahun.
Nabi Muhammad juga pernah berdagang. Setelah masa menggembala, beliau diajak oleh Abu Thalib untuk ikut dalam kafilah dagang ke Syam pada usia 12 tahun. Sejak saat itu, beliau semakin mendalami dunia perdagangan. Suatu ketika, Abu Thalib mendengar bahwa Sayyidah Khadijah, seorang saudagar kaya, sedang mencari pekerja untuk menjajakan barang dagangannya ke negeri Syam. Abu Thalib kemudian menawarkan Nabi Muhammad untuk pekerjaan tersebut, dan beliau menerimanya.
Abu Thalib bertanya kepada Sayyidah Khadijah apakah dia mau mempekerjakan Nabi Muhammad dengan imbalan empat ekor anak unta. Meskipun awalnya Sayyidah Khadijah hanya menawarkan imbalan dua ekor anak unta, ia setuju dengan persyaratan tersebut karena mengenal baik karakter dan kiprah Nabi Muhammad. Tugas pertama beliau adalah berniaga ke negeri Syam dengan didampingi oleh Maisaroh, budak Sayyidah Khadijah, sambil membawa kain-kain sebagai barang dagangan. Di sana, Nabi Muhammad bekerja keras siang dan malam untuk memastikan barang dagangannya laku dan mendapatkan keuntungan yang banyak. Hasilnya, barang dagangan Sayyidah Khadijah laku keras dan mendatangkan untung besar.
Itulah beberapa jenis pekerjaan yang dijalankan oleh Nabi Muhammad sebelum diangkat menjadi nabi. Setelah diangkat menjadi nabi, beliau lebih sering berperan sebagai pembeli dan tidak lagi berdagang setelah hijrah ke Madinah. Nabi Muhammad juga menyewakan barang-barang miliknya dan menyewa jasa orang lain untuk melakukan berbagai pekerjaan.