- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Pertanian dalam Ajaran Nabi Muhammad

Google Search Widget

Nabi Muhammad pernah bersabda, “Siapa pun Muslim yang menanamkan suatu tanaman atau menabur suatu benih, kemudian hasilnya dimakan oleh burung atau manusia atau binatang ternak, melainkan ia menjadi sedekah baginya,” sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Bukhari dan Ahmad.

Selama sekitar sepuluh tahun tinggal di Kota Madinah, Nabi Muhammad berinteraksi dengan dunia pertanian. Berbeda dengan Makkah yang tandus, Madinah dikenal kaya akan sumber air dan sebagai kota penghasil kurma serta anggur. Nabi Muhammad menunjukkan perhatian besar terhadap sektor pertanian dan mendorong umatnya untuk bercocok tanam.

Beberapa hadits menunjukkan betapa pentingnya pertanian dalam ajaran Nabi. Salah satunya, Nabi menyatakan bahwa ada tujuh orang yang pahalanya terus mengalir selama mereka berada di alam kubur; salah satunya adalah orang yang menanam pohon kurma. Allah akan memberi pahala sesuai dengan jumlah pohon yang ditanam dan buah yang dihasilkan.

Kisah menarik lainnya adalah ketika Nabi Muhammad membantu sahabatnya, Salman al-Farisi, dalam menanam 300 benih pohon kurma sebagai syarat untuk kemerdekaannya. Salman, yang dulunya seorang budak, setelah memeluk Islam, meminta perjanjian kepada majikannya untuk dibebaskan setelah menanam pohon-pohon tersebut. Nabi Muhammad bersama para sahabat membantu Salman mengumpulkan dan menanam benih pohon kurma tersebut.

Dalam konteks pertanian, Nabi Muhammad juga memberikan nasihat praktis. Suatu ketika, beliau melihat para sahabatnya yang sedang mengawinkan pohon kurma. Beliau menyarankan agar mereka tidak melakukan itu, karena beliau berpendapat bahwa pohon kurma akan lebih banyak berbuah tanpa pengawinan. Namun, saat sahabat mengikuti saran tersebut dan mengalami gagal panen, Nabi menegaskan bahwa ia hanya mengira-ngira dan umatnya lebih tahu tentang urusan dunia mereka sendiri.

Selanjutnya, Nabi Muhammad juga memberikan izin kepada para petani untuk memelihara anjing sebagai penjaga lahan. Dengan adanya anjing pengawal, diharapkan hasil pertanian akan meningkat karena tidak lagi dicuri atau dimakan hewan.

Selain itu, Nabi Muhammad menetapkan beberapa ketentuan untuk melindungi petani dan pembeli dari penipuan atau kerugian. Misalnya, beliau melarang menjual buah-buahan sebelum matang dan melarang beberapa jenis transaksi yang berpotensi merugikan kedua belah pihak. Dengan cara ini, Nabi Muhammad menunjukkan komitmennya untuk menjaga kesejahteraan masyarakat, terutama dalam sektor pertanian.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?