- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Sayyidah Khadijah binti Khuwailid: Istri Pertama Nabi Muhammad SAW

Google Search Widget

Sayyidah Khadijah binti Khuwailid merupakan istri pertama Nabi Muhammad SAW. Selain menjadi penopang dakwah Nabi, Sayyidah Khadijah adalah perempuan pertama yang merasakan jiwa kenabian dalam diri suaminya.

Sejak muda, Nabi Muhammad memiliki kebiasaan merenung dan menyendiri. Kebiasaan ini tidak hilang meskipun beliau telah menikah dengan Sayyidah Khadijah. Para sejarawan menyebut kebiasaan ini sebagai upaya pencarian dan kegelisahan spiritual. Dalam keadaan yang sering gelisah itu, Sayyidah Khadijah menjadi pelipur dan penenang bagi Nabi Muhammad.

Awal pertemuan mereka terjadi ketika Sayyidah Khadijah menyebarkan kabar bahwa dirinya bermaksud memberi upah kepada orang-orang Quraisy untuk menjalankan perdagangan ke Syam. Kebetulan, Nabi Muhammad pernah melakukan perjalanan ke negeri tersebut bersama pamannya saat berusia 12 tahun. Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad didorong oleh pamannya, Abi Thalib, untuk mengambil kesempatan ini sebagai tambahan rezeki, mengingat kondisi ekonomi pamannya yang tidak mencukupi. Sebelumnya, beliau bekerja sebagai penggembala kambing.

Pertemuan Sayyidah Khadijah dan Nabi Muhammad dipicu oleh laporan dari Maisarah, seorang budak milik Khadijah, yang menceritakan kepada Sayyidah Khadijah tentang karakter Muhammad yang halus dan berbudi pekerti tinggi. Kegagalan dagangan Nabi Muhammad dalam perniagaan membawa keuntungan besar karena kejujurannya. Dalam waktu singkat, rasa gembira Sayyidah Khadijah berubah menjadi cinta, sehingga pada usia 40 tahun, ia tertarik untuk menikahi Nabi Muhammad. Sebelumnya, beberapa pemuka Quraisy pernah melamar Sayyidah Khadijah, tetapi semua ditolaknya karena ia yakin bahwa mereka hanya tertarik pada hartanya.

Awalnya, Nabi Muhammad merasa ragu untuk menikahi Sayyidah Khadijah karena merasa tidak memiliki apa-apa sebagai persiapan. Namun setelah diyakinkan oleh Nufaisa bahwa Sayyidah Khadijah menaruh hati padanya, beliau hanya bertanya tentang cara untuk menikahi Sayyidah Khadijah. Akhirnya, keluarga dari kedua belah pihak bertemu untuk merencanakan tanggal pernikahan.

Setelah menikah dengan Sayyidah Khadijah, Nabi Muhammad semakin dermawan kepada fakir miskin dan budak. Perilaku ini sebenarnya sudah ada sebelum pernikahan dan semakin intens ketika beliau berumah tangga.

Nabi Muhammad dan Sayyidah Khadijah menjalani kehidupan berumah tangga selama kurang lebih 25 tahun dan dikaruniai enam anak: dua putra bernama Qasim dan Abdullah, serta empat putri bernama Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah. Selama 25 tahun tersebut, kehidupan mereka dipenuhi kebahagiaan dan keriangan. Selama waktu itu, Nabi Muhammad tidak menikah lagi hingga Sayyidah Khadijah wafat. Setelah kepergiannya, beliau baru memutuskan untuk berpoligami, sehingga periode poligami Nabi Muhammad lebih singkat (hanya 12 tahun) dibandingkan masa monogaminya.

Sayyidah Khadijah menghembuskan nafas terakhir di pangkuan Rasulullah SAW pada hari ke-11 bulan Ramadhan di tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum hijrah ke Yatsrib (Madinah). Ia wafat pada usia 65 tahun, sedangkan Rasulullah saat itu berusia sekitar 50 tahun.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 6

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?