Wabah thaun merupakan salah satu peristiwa yang pernah melanda dunia Islam, dan banyak dibahas dari berbagai sudut pandang, mulai dari teologi hingga historis. Dalam salah satu karya, dicatat bahwa wabah ini pernah terjadi di Damaskus, dimana selama sembilan bulan, wabah ini mengakibatkan kematian hingga seribu jiwa per hari.
Salah satu kisah menarik berkaitan dengan Nabi Daud AS, yang menghadapi pilihan azab dari Allah akibat kedurhakaan umatnya. Ia diberikan tiga opsi: kemarau selama dua tahun, penindasan musuh selama dua bulan, atau wabah penyakit selama tiga hari. Setelah berdiskusi dengan umatnya, Nabi Daud memilih wabah sebagai azab. Pada hari pertama serangan wabah, jumlah korban mencapai antara 70.000 hingga 100.000 jiwa. Melihat banyaknya korban, Nabi Daud berdoa kepada Allah, dan akhirnya wabah pun diangkat dari umatnya. Sebagai bentuk syukur, Allah memerintahkan mereka membangun masjid yang kemudian disempurnakan pada masa Nabi Sulaiman AS.
Wabah penyakit juga pernah menyerang masyarakat di luar negeri Syam dan Mesir, berlangsung sekitar satu tahun tiga bulan. Wabah ini dimulai pada Dzulqa’dah 48 Hijriyah dan mereda pada Shafar 50 Hijriyah. Dalam karyanya yang lain, disebutkan bahwa wabah di Damaskus pada 774 Hijriyah bertahan selama enam bulan, dengan korban mencapai 200 jiwa dalam satu hari.
Pada tahun 782 Hijriyah, wabah kembali menewaskan banyak orang di negeri Syam, dengan penguburan massal tanpa dimandikan atau dishalatkan. Wabah ini berlangsung sekitar tiga tahun, dengan kondisi paling sulit terjadi pada tahun pertama. Selain itu, wabah juga menyerang Baridah dan Sa’al antara bulan Shafar hingga pertengahan tahun 802 Hijriyah.
Di Mesir, wabah thaun yang terjadi pada era ini adalah yang terparah dalam sejarah Islam. Wabah ini mulai menyerang pada akhir musim tanam dan mencapai puncaknya pada bulan Sya’ban, Ramadhan, dan Syawal tahun 49 Hijriyah. Ribuan warga menjadi korban sebelum wabah mereda pada pertengahan Dzulqa’dah.
Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan betapa seriusnya dampak wabah dalam sejarah umat Islam dan bagaimana masyarakat menghadapi tantangan tersebut dengan ketabahan dan keimanan.