- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Isra Mi’raj: Peristiwa Agung dalam Sejarah Islam

Google Search Widget

Isra Mi’raj merupakan salah satu momen paling monumental dalam sejarah Islam. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad menerima wahyu mengenai pelaksanaan shalat lima waktu, mendapatkan keistimewaan dari Allah untuk menjalani perjalanan mulia bersama Malaikat Jibril, bertemu dengan nabi-nabi sebelumnya, menyaksikan surga dan neraka, serta ‘berjumpa’ dengan Allah. Berikut adalah beberapa hal menarik yang terjadi selama Isra Mi’raj:

Nabi Muhammad melakukan perjalanan ke lapisan-lapisan langit didampingi oleh Malaikat Jibril. Di langit pertama, beliau bertemu dengan Nabi Adam. Di langit kedua, beliau berjumpa dengan Nabi Yahya bin Zakariya dan Nabi Isa bin Maryam. Kemudian, di langit ketiga, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Yusuf. Di langit keempat, beliau berjumpa dengan Nabi Idris; di langit kelima, dengan Nabi Harun bin Imran; di langit keenam, dengan Nabi Musa bin Imran; dan akhirnya, di langit ketujuh, beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim. Para nabi tersebut menyambut kedatangan Nabi Muhammad dengan salam dan mengakui nubuwahnya.

Dalam Sirah Nabawiyah, diceritakan bahwa Nabi Musa menangis saat Nabi Muhammad hendak meninggalkannya. Ketika ditanya mengapa beliau menangis, Nabi Musa menjawab bahwa ia merasa sedih karena ada seorang pemuda yang diutus setelahnya dan memiliki umat yang lebih banyak masuk surga dibandingkan umatnya.

Selanjutnya, Nabi Muhammad diperlihatkan berbagai siksaan yang dialami oleh orang-orang yang melakukan perbuatan terlarang. Hal ini terjadi setelah beliau bertemu dengan Nabi Adam. Beliau melihat orang-orang yang memiliki bibir seperti moncong unta, menggenggam segumpal api yang dimasukkan ke dalam mulut hingga keluar dari duburnya, yang merupakan siksaan bagi para pemakan harta anak yatim secara tidak sah. Nabi Muhammad juga menyaksikan orang-orang dengan perut buncit akibat riba dan siksaan para pezina yang memakan daging busuk meskipun ada daging baik. Di antara siksaan itu, beliau juga melihat perempuan yang bergelayut pada payudaranya karena memasukkan laki-laki lain yang bukan keluarganya. Nabi Muhammad bertemu dengan penjaga neraka, Malaikat Malik, yang tidak pernah tersenyum. Jibril mengatakan bahwa seandainya Malik bisa tertawa, dia akan tertawa kepada Nabi.

Jibril kemudian mengajak Nabi Muhammad untuk melihat surga. Di sana, beliau melihat seorang perempuan dengan bibir merah merekah yang mengaku sebagai ‘miliknya’ Zaid bin Haritsah. Nabi Muhammad juga diajak ke Baitul Ma’mur—Ka’bah penduduk langit—di langit ketujuh, tempat di mana 70 ribu penduduk langit beribadah setiap saat. Selain itu, beliau juga melihat Arsy (Singgasana Tuhan) dan Sidrah al-Muntaha yang indah dan tidak terlukiskan.

Perdebatan muncul di kalangan ulama mengenai bagaimana Nabi Muhammad ‘bertemu’ dengan Allah. Beberapa berpendapat bahwa beliau melihat Allah dengan mata telanjang, sementara yang lain berpendapat bahwa beliau melihat-Nya dengan mata hati. Dalam Sirah Nabawiyah disebutkan bahwa terdapat pandangan dari Ibnu Qayyim al-Jauziyah yang mengutip Ibnu Taimiyah bahwa Nabi Muhammad melihat Allah seperti melihat manusia.

Allah mensyariatkan shalat lima waktu dalam peristiwa Isra Mi’raj. Sebelum itu, umat Islam hanya melakukan shalat dua kali dalam sehari. Dalam pertemuan ini, Allah langsung mengundang Nabi Muhammad untuk menerima kewajiban shalat lima kali. Awalnya, Allah mewajibkan shalat 50 kali, tetapi setelah beberapa kali permohonan keringanan dari Nabi Musa, jumlah tersebut dikurangi hingga menjadi lima kali.

Keesokan harinya, Nabi Muhammad menceritakan pengalamannya kepada umatnya. Namun, cerita tersebut membuat sebagian orang meragukan dan bahkan meninggalkan Islam. Sayyidina Abu Bakar tampil membela Nabi Muhammad dan setelah mendengarkan penjelasan langsung dari beliau, Abu Bakar menyatakan kepercayaannya tanpa keraguan sedikit pun. Oleh karena itu, Nabi Muhammad menyebutnya sebagai as-Siddiq (yang berkata benar).

M Quraish Shihab menegaskan bahwa peristiwa Isra Mi’raj tidak bisa didekati dengan pendekatan ilmiah karena sifatnya yang unik dan tidak dapat diuji coba. Isra Mi’raj hanya bisa dipahami melalui iman sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an Surat al-Isra’ ayat 1 bahwa Allah lah yang memperjalankan hamba-Nya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dalam satu malam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?