- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Perbedaan Perspektif dalam Menjelaskan Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Google Search Widget

Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa penting yang dapat dijelaskan dari berbagai perspektif. Terdapat beberapa cara untuk menggali informasi mengenai kelahiran beliau, salah satunya melalui pendekatan Hadits. Dalam konteks ini, sanad Hadits harus dievaluasi oleh para ahli, dan sering kali terdapat perbedaan pandangan mengenai status kesahihannya.

Selain itu, sejarawan juga berusaha mengumpulkan kisah-kisah yang menggunakan sanad. Namun, tidak semua sanad dapat dirunut hingga ke Rasul, dan sering kali sulit untuk diverifikasi dengan metode ilmu Hadits. Dengan demikian, kita sudah dapat melihat adanya perbedaan perspektif antara riwayat yang tercantum dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dengan Sirah Ibn Hisyam.

Dalam perspektif tasawuf, penjelasan tentang Nur Muhammad harus dilakukan dengan hati-hati, terutama di kalangan awam, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Pendekatan cinta pun memberikan sudut pandang lain, di mana penekanan lebih pada adab ketimbang bukti-bukti sejarah atau keshahihan riwayat.

Penggambaran peristiwa kelahiran Nabi juga dapat ditemukan dalam bentuk syi’ir puji-pujian. Perbedaan ini sangat mencolok dibandingkan dengan riwayat Hadits, karena diksi yang digunakan sering kali bersifat metaforis dan tidak bisa dipahami secara harfiah. Misalnya, puji-pujian dalam Barzanji tidak seharusnya dibandingkan langsung dengan Shahih Bukhari, karena kedua sumber ini memiliki perspektif yang berbeda; perbedaan tersebut bukan berarti salah.

Sebagai contoh pertama, dalam perspektif syi’ir puji-pujian seperti dalam Barzanji, kita menerima informasi bahwa Nabi lahir pada 12 Rabiul Awal. Namun, jika kita merujuk pada kitab sejarah seperti Sirah Nabawiyah karya Ibn Katsir, kita akan menemukan berbagai riwayat yang berbeda mengenai tanggal kelahiran Nabi. Beberapa mencatat tanggal 17 Rabiul Awal, sementara yang lain mencatat tanggal 8 Rabiul Awal. Bahkan, Ibn Katsir juga mencatat bahwa ada pendapat yang menyebutkan Nabi SAW lahir pada 12 Ramadhan. Jika informasi ini disampaikan dalam ceramah, hal tersebut dapat memicu kebingungan di kalangan umat. Namun, dalam konteks sejarah, perbedaan tanggal tersebut adalah hal yang biasa.

Contoh kedua adalah mengenai apakah Siti Aminah, ibunda Nabi, melihat cahaya saat melahirkan beliau. Dalam syair Barzanji memang dinyatakan demikian. Namun, jika kita merujuk pada literatur Hadits, diskusinya menjadi lebih kompleks dan menarik. Terdapat sanad dan redaksi yang berbeda serta penilaian yang bervariasi dari para ulama mengenai kualitas hadits tersebut.

Salah satu riwayat menyebutkan bahwa ketika ditanya tentang dirinya, Rasulullah bersabda: “Aku adalah hasil doa ayahku (Nabi) Ibrahim dan kabar gembira (Nabi) Isa. Dan ibuku bermimpi ketika beliau mengandungku, seakan keluar cahaya darinya menyinari istana Bushra di negeri Syam.” Imam Hakim menilai hadits ini sebagai shahih, sementara Ibn Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa sanadnya jayyid (bagus).

Ada juga riwayat lain dari Irbad bin Sariyah yang menyatakan bahwa ibunda Rasulullah melihat cahaya saat melahirkan beliau. Imam adz-Dzahabi menilai sanadnya hasan, meskipun tidak mencapai derajat shahih karena kelemahan salah satu perawi. Namun, menurut Syekh Arnauth, berkat didukung oleh riwayat lain yang sejenis, statusnya dapat dianggap Shahih lighairih.

Terdapat tambahan kalimat dalam riwayat lain yang menyebutkan bahwa ibu-ibu para Nabi juga melihat cahaya. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Ahmad Syakir tetapi dianggap dha’if oleh al-Albani. Dari segi matan, para ulama memiliki pemahaman yang berbeda mengenai kedua riwayat tersebut; ada yang menganggap redaksinya berbeda—satu melihat cahaya saat mengandung dan satu lagi saat melahirkan—sedangkan yang lain berupaya menggabungkan keduanya dengan anggapan bahwa cahaya terlihat dua kali.

Perbedaan cara pandang ini menunjukkan bahwa banyak perspektif yang dapat diambil dalam menjelaskan peristiwa kelahiran Nabi. Oleh karena itu, penting untuk tidak terburu-buru menyalahkan pihak lain atau menganggap orang lain menghina Nabi hanya karena perbedaan perspektif tersebut.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?