- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kisah Fatwa di Masa Jahiliyah

Google Search Widget

Di tengah masyarakat Jahiliyah, terdapat seorang musyrik bernama Amir bin Zharib Al-Adawani. Ia dikenal sebagai sosok yang sering dijadikan tempat bertanya mengenai perselisihan yang terjadi di kalangan masyarakat. Suatu hari, sebuah kabilah Arab mendatangi Amir dengan sebuah masalah yang memerlukan fatwa darinya.

Mereka mengungkapkan bahwa mereka memiliki seorang budak yang memiliki dua alat kelamin dan ingin mewariskan budak tersebut, namun tidak tahu apakah budak itu laki-laki atau perempuan. Amir mengalami kebingungan dan tidak dapat memberikan jawaban. Selama empat puluh hari, ia terdiam dan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan kepada tamunya yang masih bertahan di rumahnya.

Amir memiliki seorang budak perempuan bernama Sakhilah, yang bekerja menggembala hewan ternaknya. Di hari keempat puluh, Sakhilah memberitahukan Amir bahwa tamu-tamunya telah menyantap banyak hewan ternaknya, dan hanya tersisa beberapa ekor saja. Amir pun menyuruh Sakhilah untuk menggembala ternak, tetapi Sakhilah mendesaknya untuk menjelaskan kebingungannya.

Setelah mendengar pertanyaan tersebut, Sakhilah menawarkan solusi yang cerdas, “Tuan, kenapa Anda bingung? Ikuti saja budak itu ketika dia buang air kecil. Jika dari alat kelamin laki-laki, berarti dia laki-laki. Jika dari alat kelamin perempuan, berarti dia perempuan.”

Amir sangat terkesan dengan jawaban Sakhilah dan merasa terbantu. Ia kemudian menyampaikan fatwa tersebut kepada kabilah yang menginap di rumahnya selama empat puluh hari. Mereka merasa puas dengan jawaban tersebut.

Imam Al-Auzai memberikan komentar mengenai kisah ini, “Laki-laki musyrik itu tidak mengharap surga, tidak takut neraka, dan tidak menyembah Allah. Namun, untuk menjawab satu pertanyaan, dia butuh menahan diri selama empat puluh hari. Sementara orang yang mengharap surga, takut neraka, dan menyembah Allah seharusnya lebih berhati-hati dalam memberikan fatwa terkait urusan agama.”

Kisah ini diambil dari Kitab Al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 10

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?